REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Investor Relations PT Bank Syariah Indonesia Tbk (kode saham: BRIS) Rizky Budinanda menyebutkan BSI sudah memenuhi aturan batas minimum free float atau saham yang dimiliki oleh publik, sebesar 7,5 persen. Menurutnya, saat ini saham BSI yang dimiliki publik sudah hampir menyentuh 10 persen.
“Ini juga terkait dengan rights issue yang tahun lalu, dimana sebagian dari rights BRI maupun BNI itu dilepas ke masyarakat, sehingga ini membantu menambah free float kami,” kata Rizky dalam public expo daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan rights issue tersebut telah menambah saham BSI yang dimiliki publik dari 5,5 persen menjadi sekitar 7 persen.
“Sekarang juga sedikit demi sedikit dalam tahun ini ada beberapa yang sudah melepas juga dari pihak afiliasi, sehingga sekarang bisa dipastikan sudah lebih dari ketentuan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi mengatakan pelepasan sebagian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) masih dalam proses. Karena itu ia belum bisa menyebutkan siapa investor yang akan menggantikan kepemilikan sebagian saham BRI dan BNI di BSI.
“Kami akan menunggu karena prosesnya juga masih belum selesai, sehingga kami juga belum dapat memberi gambaran seperti apa nantinya, siapa yang akan menggantikan,” kata Dewi.
Adapun saat ini sebesar 51,47 persen saham BSI tercatat dimiliki oleh Mandiri, 23,24 persen dipegang oleh BNI, 15,38 persen dipegang oleh BRI, dan 9,87 persen saham BSI dipegang oleh masyarakat.