REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah melemah 115 poin atau 0,75 persen ke level Rp 15.510 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari Kamis (30/11/2023) dari sebelumnya Rp 15.395 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut melemah ke posisi Rp 15.484 dari sebelumnya Rp 15.384 per dolar Amerika Serikat (AS).
“Pejabat Fed (Federal Reserve) mengatakan, penurunan inflasi baru-baru ini dan tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja, menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan pelonggaran inflasi lebih lanjut juga dapat mendorong bank tersebut untuk menurunkan suku bunganya pada awal tahun 2024,” kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Namun, pasar saat ini disebut menunggu isyarat lebih lanjut mengenai inflasi AS dari data inflasi Personal Consumption Expenditures AS yang akan dirilis malam ini. PCE inti diperkirakan akan naik 0,2 persen MoM (Month over Month) dan kenaikan pada YoY (Year on Year) sedikit lebih rendah dari 3,7 persen menjadi 3,5 persen.
“Yang juga menjadi fokus adalah pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada hari Jumat (1/12) mendatang. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan terakhir tahun ini,” ujarnya.
Pelemahan rupiah juga dipengaruhi revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lebih tinggi dari 4,9 persen menjadi 5,2 persen pada kuartal III 2023.
“Rupiah diperkirakan akan melemah oleh rebound pada dolar AS setelah revisi pada data PDB AS yang lebih tinggi. Rebound tidak besar, hanya 0,3 persen,” ujar Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong.