Jumat 01 Dec 2023 05:25 WIB

Senyuman dan Lambaian Tangan Para Sandera Tunjukkan Hamas Lebih Manusiawi dari Israel

Israel dibuat geram dengan keakraban yang ditunjukkan para sandera kepada Hamas.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Warga Israel menyambut suka cita pembebasan warga Israel yang menjadi sandera Hamas di Tel Aviv, Israel, Jumat (24/11/2023).
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Warga Israel menyambut suka cita pembebasan warga Israel yang menjadi sandera Hamas di Tel Aviv, Israel, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Saat kelompok Palestina Hamas melepaskan sekelompok kecil sandera setiap hari di antara total sekitar 240 orang, selalu ada cerita hangat saat pelepasannya. Dalam video yang tersebar, beberapa sandera menunjukan kedekatan dengan anggota yang mengantar ke dalam mobil Bulan Sabit Merah untuk meninggalkan wilayah kantung itu.

Dalam klip tersebut, terlihat sandera tersenyum dan melambaikan tangan kepada anggota Hamas. Klip tersebut menunjukan tindakan Hamas yang telah memperlakukan para sandera secara manusiawi.

Baca Juga

Seorang sandera perempuan muda terlihat dengan antusias mengucapkan 'selamat tinggal' kepada seorang anggota Hamas yang bertopeng dan bersenjata. Gadis muda itu kemudian terlihat tersenyum. Sementara seorang sandera Israel yang lebih tua terlihat mengulurkan tangan untuk memberikan tos kepada pria bersenjata lainnya.

Selain itu, muncul pula surat yang ditulis oleh Danielle Aloni yang dibebaskan bersama putrinya yang berusia lima tahun bernama Emilia. Dalam surat ini, dia menulis surat panjang lebar mengungkapkan rasa terima kasih kepada Hamas.

Dalam surat itu menyatakan, Hamas menunjukan rasa kemanusiaan yang luar biasa. Dia pun mengatakan, putrinya merasa seperti seorang ratu di Gaza.

Israel pun dibuat geram dengan keakraban yang ditunjukkan para sandera kepada Hamas ketika dibebaskan dari Gaza.

 

Analis politik Israel Yaniv Peleg mengatakan dalam sebuah artikel untuk surat kabar sayap kanan Israel Hayom, bahwa menyiarkan video yang menyanjung Hamas di televisi akan merugikan Israel. Dia menuduh rekaman keakraban Hamas dan para sandera ketika dibebaskan hanya untuk propaganda kemanusiaan.

Sedangkan analis politik Israel Maya Lecker menulis di surat kabar Haaretz menyatakan, menjalin keakraban dan memuji Hamas adalah batas yang sangat rendah bagi kemanusiaan.

"Kita harus mengakui bahwa memuji orang-orang bersenjata Hamas karena memberikan tos kepada tawanan mereka di depan kamera, setelah membunuh anggota keluarga mereka, dalam beberapa kasus di depan mata mereka, merupakan batas yang sangat rendah bagi kemanusiaan," ujarnya. 

Banyak influencer pro-Palestina dan pengguna media sosial, kebanyakan dari mereka berasal dari luar Israel dan Palestina, menganggap keakraban para sandera dengan pejuang Hamas sangat menyentuh hati. Hal ini justru merupakan cerminan kemanusiaan dan moralitas yang dilakukan oleh pejuang Hamas.

Koresponden militer untuk Channel 13 Israel, Alon Ben David pada Senin (27/11/2023) mengatakan, dia telah berbicara dengan beberapa tawanan Israel yang dibebaskan dari Gaza. Semua orang mengatakan bahwa para pejuang Hamas telah mengumpulkan anggota setiap kibbutz, sehingga memberi mereka rasa  nyaman.

"Mereka tidak menjadi sasaran kekerasan atau penghinaan apa pun, dan anggota Hamas berusaha memberi mereka makanan, obat penghilang rasa sakit, dan obat-obatan rutin sebanyak mungkin. Mereka duduk dan berbicara satu sama lain, tambahnya, melakukan aktivitas seperti biasa, dan menggunakan YouTube. Ini memberi mereka dorongan untuk bertahan," ujar Ben David.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement