REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan peluang penguatan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini. Hal ini seiring ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan.
"Survei CME FedWatch Tool memperlihatkan probabilitas pemangkasan yang lebih besar dibandingkan menahan suku bunga di Mei 2024," kata Ariston, Jumat (1/12/2023).
Data Core PCE Price Index secara tahunan pada periode Oktober menunjukkan kenaikan harga yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Data tersebut mengindikasikan penurunan inflasi.
Inflasi yang terus turun ini menjaga asa pelaku pasar soal pemangkasan suku bunga AS di pertengahan tahun depan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi AS yang solid pada kuartal III sedikit banyak mengurangi ekspektasi itu.
Menurut Ariston, pertumbuhan ekonomi yang kuat disertai oleh data zona Eropa yang menunjukkan disinflasi dikhawatirkan dapat mendorong penguatan greenback.
Pagi ini, rupiah dibuka melemah ke level Rp 15.529 terhadap dolar AS. Meski demikian, Ariston melihat rupiah hari ini berpotensi menguat ke arah 15.450-15.430 dengan potensi resisten 15.530.