Jumat 01 Dec 2023 21:42 WIB

BI Optimistis Inflasi Tetap Terkendali dalam Kisaran Target

Inflasi sebesar 0,38 persen secara bulanan dan secara tahunan menjadi 2,86 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mengungkapkan inflasi pada November 2023 tetap terjaga dalam kisaran target. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38 persen secara bulanan sehingga secara tahunan menjadi 2,86 persen. 

“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (1/12/2023). 

Baca Juga

Erwin menjelaskan, inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter. Selain itu juga eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

Inflasi inti juga tetap terjaga rendah. BPS mencatat inflasi inti pada November 2023 tercatat sebesar 0,12 persen secara bulanan atau meningkat dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,08 persen. Realisasi inflasi inti pada November 2023 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan gula pasir. 

Secara tahunan, inflasi inti November 2023 tercatat sebesar 1,87 persen. Level inflasi inti secara tahunan lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,91 persen. 

Inflasi kelompok volatile food meningkat. Kelompok volatile food pada November 2023 mencatat inflasi sebesar 1,72 persen yang lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,21 persen. 

Peningkatan inflasi volatile food tersebut disumbang terutama oleh inflasi pada komoditas aneka cabai, bawang merah, dan beras. Peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi daging ayam ras dan aneka ikan. 

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 7,59 persen. Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,54 persen. 

Inflasi kelompok administered prices juga tercatat menurun. Kelompok administered prices pada November 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen yang lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,46 persen. 

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh deflasi bensin akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices menjadi sebesar 2,07 persen secara tahunan yang menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,12 persen. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement