Rabu 06 Dec 2023 08:12 WIB

Ini Upaya Kemenag untuk Perbaiki Mutu Pendidikan Madrasah

Kualitas pendidikan madrasah mengalami peningkatan

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Siswa Madrasah. Kualitas pendidikan madrasah mengalami peningkatan
Foto: Antara/Syaiful Arif
Ilustrasi Siswa Madrasah. Kualitas pendidikan madrasah mengalami peningkatan

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -Melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mengoptimalkan kualitas dan mutu pendidikan di lingkungan madrasah di semua tingkatan.

Upaya optimalisasi tersebut salah satunya dengan mengadakan Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI) yang kemudian akan disusul dengan diseminasi (penyebarluasan) hasil AKMI 2023.

Baca Juga

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag, M Ali Ramdhani, mengatakan alumni madrasah harus memiliki wawasan dan literasi tinggi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Melalui AKMI ini, menurut dia, Kemenag ingin untuk mengukur seberapa jauh sebuah pencapaian proses pembelajaran yang diserap oleh siswa.

 “Asesmen ini pilihannya empat hal, yang pertama adalah literasi membaca, literasi numerik, literasi sains dan literasi sosial budaya. Empat literasi ini dianggap sebagai lokomotif yang mampu mengukur dan menakar seberapa jauh siswa-siswa kita itu dapat bertahan bahkan ketika dia lulus dari program pendidikan kita,” ujar Ramdhani dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/12/2023).

Hal ini disampaikan dia saat pembukaan Seminar Nasional Diseminasi Hasil AKMI 2023 di Kemayoran, Jakarta, Senin (4/12/2023) malam. Acara bertajuk ‘Membangun Manusia Indonesia Berliterasi Tinggi Menuju Indonesia Emas 2045’ ini digelar di Jakarta pada 4-7 Desember 2023.

Dalam sambutannya, pria yang akrab dipanggil Kang Dhani ini menjelaskan bahwa pada fase awal, AKMI ini akan dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian dikembangkan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan di Madrasah Aliyah (MA).

“Untuk anak MI diterapkan di kelas empat. Kenapa diterapkan di kelas empat?  Karena capaian pembelajaran alat ukurnya adalah ketika dia lulus dari satuan pendidikan dari tingkat MI,” ucap dia.

Pihaknya akan mengukur dan menakar seberapa jauh kemampuan capaian pembelajaran dari siswa madrasah di tahun keempat, sehingga ada sisa waktu untuk menuntaskan kurikulum yang dirancang.

“Pilihan yang sama juga di MTs, kita menyelenggarakan di kelas kedelapan dan di MA diterapkan di kelas sebelas,” ucap Kang Dhani.

Baca juga: Penjelasan Alquran Mengapa Bangsa Yahudi Kerap Membuat Kekacauan

 Dalam perkembangannya, Direktorat KSKK Madraasah juga menitipkan amanat kepada program Madrasah Reform bahwa tidak adil apabila hanya mengukur kemampuan siswa saja. Karena, menurut dia, boleh jadi proses pembelajaran itu tidak mampu diserap dengan baik oleh siswa madrasah karena masalahnya justru ada pada guru.

Karena itu, pihaknya juga menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Guru (AKG). Hal ini dilakukan untuk mengetahui problemnya itu ada di guru atau siswa.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement