Rabu 06 Dec 2023 09:56 WIB

Eat, Sleep, and Drive di Mitsubishi XForce

Mitsubishi XForce dilengkapi sejumlah fitur keamanan dalam berkendara.

Mitsubishi XForce
Foto: REPUBLIKA/ISRAR ITAH
Mitsubishi XForce

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kesempatan saya duduk di kursi pengemudi Mitsubishi XForce datang pada Selasa (5/12/2023) pagi atau hari kedua test drive SUV kompak 5 seater ini yang digelar PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Tujuan kami, rombongan wartawan batch 1 acara "XForce Infinite Xcitement-Media Adventure 2023", adalah studio seni Eko Nugroho. 

Dari Artotel Bianti tempat kami menginap di wilayah Caturnunggal, Sleman, hanya memakan waktu sekitar 15 menit menuju ke sana. Jalan wilayah perkotaan yang ramai, serta harus berkonvoi dengan mobil XForce lainnya tidak menghalangi saya mengeksplorasi fitur-fitur yang ada di compact SUV 5 seater ini. 

Baca Juga

Bahkan sejak di parkiran hotel, saya sudah bisa menggunakan fitur-fitur di XForce Ultimate berwana hitam yang saya kendarai, yang juga mengangkut tiga wartawan lain di bangku penumpang.

Pertama tentu saja pengaturan setir tilt dan teleskopik. Saya menurunkan kemudi, kemudian menariknya mendekat ke badan saya. Posisi setir seperti ini nyaman untuk saya. Pengaturan kursi juga saya sesuaikan ke posisi yang terbaik untuk melihat ke depan dan rileks saat menyangga badan. 

Untuk menuju lobi dari parkiran basement, kami harus mengambil akses jalan menanjak. Saya terlupa  memantau sudut kemiringan dari panel instrumen digital di dashbord yang menyatu dengan head unit. Padahal, kita bisa memantau besarnya sudut kemiringan vertikal dan horizontal lewat indikator ini. Karena tidak menyalakan indikator itu, saya menaksir kira-kira akses jalan menanjak itu ada di kemiringan 15 derajat.

Setelah mulai memasuki tanjakan, saya langsung mengalihkan transmisi ke Drive Sport dengan memencet tombol di sebelah kanan tuas perseneling. Suara mesin berubah sedikit dan kemudian mudah saja mendaki tanjakan pendek parkiran hotel ini.

Jelang mencapai area landai lobi, giliran fitur hill start assist yang terpakai. Maklum, karena berkonvoi, kami harus mengikuti urutan kendaraan. Kebetulan saat itu, mobil yang saya kemudikan berada di urutan ketiga peserta, sehingga harus menanti giliran sejenak di kemiringan saat mobil pertama dan kedua berjalan.

Keluar dari lobi hotel untuk menuju studio Eko Nugroho, kami harus langsung berbelok ke kanan. Radius putar yang baik membuat menikung jadi gampang. Mitsubishi menyebutkan radius putar kemudi XForce ada di angka 5,2 meter. 

Ground clearence XForce yang tinggi, 222 mm, tak membuat saya yang sehari-hari menggunakan sedan menjadi gamang. Sistem Active Yaw Control (AYC) tampaknya yang memudahkan saya dalam bermanuver, mengerem dan menyalip dengan presisi. Ditambah blind sport warning dan rear cross traffic alert membantu memantau pergerakan kendaraan lain di sisi mobil.

Selepas mengikuti kegiatan melukis di studio Eko Nugroho, kami melanjutkan perjalanan untuk makan siang menuju rumah makan Tengkleng Gajah di daerah Ngaglik, Sleman. Butuh sekitar 40 menit perjalanan kala itu.

Dalam kesempatan ini, saya bisa kembali menjajal fitur-fitur XForce yang disebutkan di atas. Di jalan Ring Road Barat misalnya, fitur DS sangat terasa memudahkan dalam menyalip dengan sigap dan pasti. Terutama ketika berakselerasi setelah melakukan pengereman, yang sudah menggunakan ABS (Anti-Lock Breaking System) dan EBD (Electronic Breakforce Distribution).

Soal fitur DS ini, brand ambassador XForce Rifat Sungkar sudah memberikan penjelasan sehari sebelumnya dalam bincang dengan awak media di kawasan Candi Prambanan. Menurut Rifat, fitur DS bekerja manipulasi transmisi agar bereaksi lebih cepat sehingga tenaga instan bertambah untuk memutar ban lebih kuat dan cepat. 

"Namun tenaga lebih besar, konsekuensinya konsumsi bahan bakar lebih banyak," ujar Rifat.

DS menahan satu rasio gigi sampai ke rpm maksimal sebelum berpindah ke gigi atasnya. Ada semacam otak pintar, kata Rifat, yang memanipulasi girboks untuk bereaksi lebih cepat.

Di sisi lain, DS juga bisa dimanfaatkan untuk melalui jalan menurun, seperti dijelaskan Rifat kembali ketika kami berada di jalan tol Ungaran menuju Semarang. "Jadi saat jalanan menurun, kita tidak perlu memindahkan transmisi dari D ke L, tapi cukup aktifkan DS untuk menahan laju kendaraan," jelas Rifat.

Selain DS, ada empat mode berkendara atau drive mode yang bisa digunakan sesuai medan berkendara, yaitu normal, wet, gravel, dan mud. Wet untuk jalanan basah, gravel jalan bebatuan, dan mud untuk jalanan tanah yang agak berlumpur.

Menurut Rifat, mode berkendaraan ini tidak terkait dengan transmisi seperti DS. Namun pengaturan empat mode ini terhubung dengan steering throttle control, AYC, dan pengereman. Saya hanya menggunakan mode normal selama di area perkotaan Yogyakarta karena tak ada medan yang sesuai dengan tiga mode berkendaraan lainnya.

Ada perbedaan yang terasa ketika duduk di kursi pengemudi dan penumpang depan jika dibandingkan ketika saya duduk di belakang sehari sebelumnya. Jika sebelumnya saya dimanjakan oleh sistem audio Dynamic Sound Yamaha Premium, kali ini giliran kursi yang suspensi yang membuat kagum. Kursi depan sangat baik menyangga tubuh di dengan tambahan penopang di kedua sisi badan. Sementara rasa suspensi lebih empuk dibandingkan ketika duduk di belakang. 

Untuk mereka yang ngantukan, posisi paling nikmat adalah duduk di kursi penumpang depan. Setelah mengencangkan seat belt, menikmati perjalanan sambil mengunyah makanan, tak lama kita akan mudah terlelap di kursi penumpang depan XForce.

Sementara untuk audio ada sedikit penurunan kualitas. Ada rasa ketidakseimbangan komposisi suara saat duduk di depan kemudi ataupun di kursi penumpang depan, meski tetap saja masih bagus. Namun saya pastikan, posisi terbaik untuk menikmati alunan musik dan lagu dari Dynamic Sound Yamaha Premium adalah dengan duduk manis di kursi belakang.

Dengan harga Rp 419 juta untuk varian Ultimate yang saya coba ini, XForce lebih mahal sekitar Rp 3 juta dari mobil tipe kedua tertinggi pemimpin market compact SUV 5 seater di Indonesia, yakni Honda HRV. Namun XForce masih sekitar dua puluhan juta lebih murah dari Yaris Cross Hybrid.

XForce menyasar pria dan wanita kaum urban yang mapan pada usi usia 35-40-an tahun. Menarik dinanti penjualan XForxe yang ditargetkan oleh PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mencapai 20 ribu unit pada 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement