REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi mengapresiasi, penanggulangan banjir di Jakarta saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI era Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono sudah lebih serius menangani hal tersebut.
Prasetyo pun senang dapat melihat sinergi kerja antara Pemprov DKI dan pemerintah pusat. Salah satu indikatornya adalah kelanjutan pembangunan Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) dan melanjutkan kembali program normalisasi sungai.
"Kalau Jakarta dikatakan tidak ada banjir itu bohong. Tapi yang harus dilakukan meminimalisasi banjir dan dampaknya. Jadi, tujuan pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi (DKI) itu apa, ya harus dilaksanakan," kata Prasetyo di Jakarta pada Rabu (6/12/2023).
Politikus PDIP itu menilai, Pj Heru juga intens berkomunikasi dengannya mengenai komitmen melanjutkan kembali program penanggulangan banjir Jakarta sejak baru dilantik pada Oktober 2022. Mengingat program tersebut sangat perlu dan mendesak untuk dilaksanakan, Pras pun menyetujuinya.
Sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI, Prasetyo menyetujui Rp 10,238 triliun atau 12,22 persen dari total APBD 2023 untuk program penanggulangan banjir. Pada 2024, sambung dia, program penanggulangan banjir dilanjutkan dengan anggaran sebesar Rp 2,85 triliun atau empat persen dari total APBD DKI.
"Saya selalu mengatakan mana yang prioritas. Kalau ternyata penanggulangan banjir prioritas ya silakan. Jakarta tetap banjir dan tetap macet, tetapi (pemerintah) sekarang mau untuk menangani," kata Prasetyo.
Intensitas hujan tinggi yang terjadi di Jabodetabek telah berdampak banjir di sejumlah wilayah di Jakarta. Seperti di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Banjir di kawasan tersebut menjadi yang tertinggi. Namun, menurut Prasetyo, hal tersebut bisa diatasi oleh Pemprov DKI.
"Saya dan Pak Heru selalu komunikasi dengan Plt Kepala Dinas SDA juga komunikasi sedang bekerja semua. Alat (berat) di kali Pesanggerahan sudah turun saya lihat langsung, semua alat turun. Memang melihat debit airnya kaget lah semua, air sampai Jakarta begitu banyak," ucap Prasetyo.