Rabu 06 Dec 2023 12:29 WIB

Wapres Minta Sistem Peringatan Gunung Berapi Aktif Dibenahi Usai Peristiwa Erupsi Marapi

Wapres meminta seluruh korban erupsi Marapi segera dievakuasi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Tim SAR melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Marapi yang mengalami luka bakar di jalur pendakian proklamator, Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menilai perlunya pembenahan dalam sistem peringatan gunung-gunung berapi yang masih aktif kepada masyarakat. Hal ini untuk mencegah masyarakat atau pendaki yang mendekat ke zona berbahaya gunung berapi yang masih aktif.

Hal ini disampaikan Wapres usai puluhan pendaki terjebak dan diantaranya meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi di Sumatra Barat, Ahad (3/12/2023) lalu.

Baca Juga

"Ini jadi ke depan hal ini harus lebih dibenahi, hal-hal yang bisa mencegah kemungkinan terjadinya pendakian pada saat-saat terjadi yang berbahaya," ujar Wapres dalam keterangan persnya di sela kunjungan kerja ke Bali, Rabu (6/12/2023).

Ia pun meminta Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus berkoordinasi dalam memitigasi dan peringatan erupsi. "Supaya mereka bekerja sama untuk bisa terus memantau jangan sampai nanti akan terjadi bahaya tidak ada warning untuk pelarangan," ujar Kiai Ma'ruf.

Sementara itu, Wapres juga menginstruksikan agar para pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat segera dievakuasi. Hal ini mengingat masih ada pendaki yang masih belum bisa dievakuasi.

"Saya kira pertama tentu korban-korban itu supaya segera dievakuasi, kerja sama tentu BNPB dan BPBD provinsi dan juga Kabupaten Agam dan Tanah Datar, ini supaya segera itu dievakuasi," ujar Wapres.

Kiai Ma'ruf juga meminta agar pemerintah daerah setempat mengimbau warga atau pendaki mendekati kawasan yang masuk zona radius berbahaya erupsi Marapi. Apalagi, info terbaru hingga pagi ini, Gunung Marapi tercatat sudah mengalami erupsi sebanyak 46 kali.

Erupsi terakhir tercatat melalui seismograf pada Selasa (5/12/2023) pukul 06.24 WIB dengan amplitudo maksimum 25.1 mm dan durasi 80 detik. Gunung berapi dengan ketinggian 2.891 mdpl tersebut masih berstatus waspada atau level II.

"Kedua juga supaya melarang masyarakat untuk juga mendaki ke daerah yang berbahaya," ujarnya.

Sebelumnya, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan hingga Selasa (5/12/2023) pukul 22.28 WIB, jumlah korban terkonfirmasi meninggal dunia akibat Erupsi Gunung Marapi terus bertambah. Sebanyak 16 korban meninggal berhasil diidentifikasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement