Jumat 08 Dec 2023 00:32 WIB

Muhaimin: Ada Pejabat Kepanasan, Bukan Berlindung, Tapi Matahari Dipindah

Muhaimin sempat menyampaikan beberapa cerita tentang sosok pejabat yang arogan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Bacawapres Koalisi Perubahan, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Foto: Republika/ Eva Rianti
Bacawapres Koalisi Perubahan, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar, menghadiri Peluncuran Satu Juta Jubir Desa untuk Amin. Dalam sambutannya, Muhaimin sempat menyampaikan beberapa cerita tentang sosok pejabat yang arogan.

Diawali pertanyaan Muhaimin tentang gambar toa yang menjadi simbol juru bicara, sekaligus menjadi simbol demonstrasi. Muhaimin menanyakan, apa sudah ada pejabat yang layak didemo, dan disambut riuh tawa jubir-jubir.

Lalu, Muhaimin bercerita kalau di Aceh ada pejabat yang diperingatkan jangan dekat dekat sumur karena khawatir terpeleset dan bisa tercebur. Namun, pejabatnya tidak mau minggir, malah sumurnya yang dipindah.

"Nah, itu perlu toa. Woy, sumur kok dipindah? Kamu yang harusnya pindah agar kamu juga selamat untuk negeri ini, itu namanya perubahan," kata Muhaimin di Aula Pandansari, Taman Wiladatika Cibubur, Kamis (7/12).

Setelah itu, Muhaimin melanjutkan satu cerita yang cukup mirip dengan cerita pertama dan menceritakan arogansi pejabat. Cerita itu kembali mendapat sambutan tepuk tangan riuh dari jubir-jubir desa yang hadir.

"Ada pejabat yang kepanasan, bukan berlindung masuk rumah, tapi mataharinya dipindah," ujar Muhaimin.

Kemudian, Muhaimin memberikan lagi satu cerita tentang pengendara kendaraan bermotor yang bertemu lampu merah. Namun, ia menekankan, dikarenakan sifatnya bukannya berhenti, malah lampu merah dipindah.

"Bukannya dia berhenti, tapi lampu merahnya disuruh bongkar pindah ke tempat lain," kata Muhaimin.

Muhaimin menegaskan, mereka akan terus meneriakkan pejabat-pejabat yang seperti itu. Tujuannya, ia menekankan, tidak lain agar Indonesia tidak salah jalan, tetap lurus sesuai dengan amanah demokrasi dan reformasi.

Dalam agenda itu, Muhaimin turut meluncurkan Satu Juta Jubir Desa untuk membantu kampanye Anies-Muhaimin (Amin) di desa-desa seluruh Indonesia. Peluncuran dilakukan dengan membunyikan kentongan secara bergiliran.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement