REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mencatat 800.074 wisatawan atau turis berkunjung ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), selama periode Januari hingga 11 Desember 2023.
"Dibandingkan 2022, tahun ini jumlahnya meningkat sekitar 30-an persen," kata Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina di Kupang, NTT, Selasa (12/12/2023).
Dia mengatakan, pada 2022 secara keseluruhan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah pariwisata super prioritas itu hanya mencapai sekitar 604.291 wisatawan, baik itu mancanegara maupun domestik. Hal ini, ujar dia, menunjukkan sisi positif Labuan Bajo, yang membuktikan perekonomian khususnya di sektor pariwisata di Labuan Bajo sudah membaik pascapandemi Covid-19.
Shana juga menilai, jumlah tersebut akan terus meningkat pada akhir 2023 ini, karena sudah memasuki musim liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Selain trafik wisatawan yang meningkat selama periode tersebut, BPOLBF juga mencatat terjadi kenaikan jumlah pergerakan penumpang melalui Bandara Komodo selama periode tersebut. "Pada 2022 jumlah pergerakan penumpang melalui Bandara Komodo hanya mencapai 301.669 penumpang," ujar dia.
Sementara pada 2023 ini selama periode Januari hingga November jumlahnya sudah meningkat sekitar belasan persen, yakni mencapai 408.151 penumpang pesawat yang datang ke Labuan Bajo.
Dia mengatakan sesuai dengan target Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, pada 2024 jumlah kunjungan wisatawan di daerah itu mencapai 1 juta wisatawan. BPOLBF bersama pemerintah setempat juga terus berusaha membangun Labuan Bajo baik itu SDM dan daerah setempat dengan tujuan agar kunjungan wisatawan terus meningkat.
Berbagai upaya dalam hal daya tarik wisata, gelaran nasional serta dalam hal kamar penginapan terus ditingkatkan. Dia pun mengatakan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya perkembangan Labuan Bajo dalam hal atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A) di Labuan Bajo belum terlalu berkembang.
Shana mencontohkan pada 2017, daya tarik wisata hanya mencapai angka enam saja. Pada 2022 justru naik menjadi 36 daya tarik wisata di daerah itu. Dalam hal aksesibilitas, misalnya, jika pada 2017 jumlah kursi hanya mencapai 1.430, pada 2022 mengalami kenaikan sebesar 28 persen atau sebesar 1.828 tempat duduk penerbangan per hari.