REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi, mengatakan ada sisi positif dan negatif usai pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), mendapatkan dukungan dari kelompok Islam politik. Seperti Ijtima Ulama, Ustaz Abdul Somad, dan juga Presidium Alumni 212.
Dengan didukung penuh kelompok ini, menurut Asrinaldi, AMIN akan mendapatkan suara yang cukup besar dari pemilih Islam konservatif. Tapi AMIN justru berpotensi ditinggalkan pemilih dari kalangan liberal yang menitipkan harapan kebebasan berekspresi.
“AMIN bisa saja kehilangan massa dari segmentasi kelompok liberal. Namun dukungan dari kelompok Islam konservatif akan menguat. Karena persoalan LGBTQ, persoalan penyimpangan, orientasi seksual itu menjadi concern umat Islam dan barangkali itu akan menjadi nilai lebih dari pasangan AMIN,” kata Asrinaldi, kepada Republika.co.id, Jumat (15/12/2023).
Asrinaldi melihat AMIN terlihat sangat yakin dukungan dari Islam politik dapat mendongrak elektabilitasnya yang perlahan mulai merangkak naik. Bahkan elektabilitas AMIN ini sudah berada di atas pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Dukungan dari Islam politik kemungkinan dapat mendongkrak elektabilita AMIN. Tentu inilah yang menjadi komitmennya agar bisa mendapat dukungan dari kelompok-kelompok Islam," ujar Asrinaldi.
Anies dipastikan mendapatkan dukungan dari ulama kondang Ustaz Abdul Somad. Lalu, AMIN juga menandatangani pakta integritas sebagai persyaratan mendapatkan dukungan dari Ijtima Ulama yang isinya rata-rata adalah ulama yang terkait dengan Presidium Alumni 212.
Anies sendiri dinilai sebagai tokoh Islam modernis. Sedangkan cawapresnya, Muhaimin Iskandar adalah tokoh yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama yang basis suaranya cukup kuat di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur.