REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis menyampaikan keprihatinan atas banyaknya jurnalis yang terbunuh sejak Israel memulai agresinya ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu. Oleh sebab itu, Prancis berusaha mengeluarkan para jurnalis kantor berita Prancis, Agence France-Presse (AFP), keluar dari Gaza.
“Kami terus berupaya terkait karyawan AFP. Ini adalah operasi yang kompleks. Sejak Oktober, kami telah berupaya untuk mengizinkan warga Prancis di lapangan meninggalkan Gaza, serta tanggungan mereka,” kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis Christophe Lemoine, Kamis (14/12/2023), dikutip laman Al Arabiya.
Dia kemudian menyampaikan keprihatinan dan kekhawatiran atas banyaknya jurnalis yang ikut menjadi korban dalam pertempuran Israel dengan Hamas. “Warga sipil harus dilindungi, dan ini khususnya berlaku bagi jurnalis. Mereka harus dapat dengan bebas dan aman melakukan pekerjaannya,” ujarnya.
Komentar Lemoine muncul setelah sekelompok jurnalis, termasuk di dalamnya staf AFP, menerbitkan opini di harian Prancis Le Monde. Dalam tulisan opini tersebut mereka meminta Presiden Prancis Emmanuel Macron membantu mengamankan evakuasi jurnalis Palestina yang bekerja dengan media Prancis.
“Sejak awal perang, warga negara asing dapat meninggalkan Gaza, namun penyeberangan Rafah tertutup bagi jurnalis Palestina yang bekerja untuk media Prancis di lapangan,” tulis opini tersebut.
“Amerika telah melakukannya... Prancis juga bisa melakukannya. Prancis harus melakukannya. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” tambahnya, seraya menyerukan Macron untuk bekerja sama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu guna membantu mengeluarkan para jurnalis tersebut.
Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir telah ditutup sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023. Meskipun penyeberangan perbatasan sesekali dibuka dalam beberapa pekan terakhir, hanya orang-orang yang namanya tercantum dalam daftar yang diizinkan keluar.
Sekitar 40 jurnalis yang bekerja untuk AFP dan tanggungan mereka masih menunggu untuk keluar dari Gaza. Sementara itu, menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), setidaknya 59 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Sebanyak 56 di antaranya merupakan warga Palestina dan tiga lainnya adalah warga Lebanon.