Senin 18 Dec 2023 09:39 WIB

Mengenal Dry Spells, Fenomena Deret Kering tanpa Hujan yang Sebabkan Hawa Belakangan Panas

Fenomena dry spells selama Desember terjadi di sebagian besar Pulau Jawa.

Rep: Santi Sopia/ Red: Indira Rezkisari
Warga beraktivitas saat cuaca terik. Rekaman data dalam lima hari terakhir menunjukkan kondisi tanpa hujan di Jakarta dan Bandung dan terjadi dry spells yang sudah konsisten.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas saat cuaca terik. Rekaman data dalam lima hari terakhir menunjukkan kondisi tanpa hujan di Jakarta dan Bandung dan terjadi dry spells yang sudah konsisten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca di Bandung, Jawa Barat, dan Jakarta beberapa hari terakhir terasa panas. Bahkan panasnya mengingatkan seperti masa sebelum hujan turun.

Climatologist di Research Center for Climate and Atmosphere, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Erma Yulihastin, fenomena panasnya cuaca hingga membuat warga kegerahan meski di musim hujan terjadi akibat kondisi yang disebut dry spells. Rekaman data dalam lima hari terakhir menunjukkan kondisi tanpa hujan di Jakarta dan Bandung dan terjadi dry spells yang sudah konsisten.

Baca Juga

"Dampak El Niño semakin terasa pada Desember-Januari karena pendinginan suhu muka laut hingga lapisan termoklin dekat Papua baru terbentuk pada Desember, yang kontras dengan pemanasan suhu di Samudra Pasifik. Sebelumnya, wilayah dekat Papua masih hangat sisa La Nina yg belum luruh," tulis dia melalui akun X @EYulihastin, dikutip Senin (18/12/2023).

Dry spells atau deret hari kering tanpa hujan selama Desember terjadi di sebagian besar Jawa, seiring memuncaknya El Niño. Kering di musim hujan juga sebab intrusi massa udara kering dari Samudra Hindia selatan Jawa dan Australia yg sedang musim panas.

Embun beku atau upas biasa terjadi pada Juni-Agustus saat musim kemarau. Embun beku yang terjadi saat musim hujan tentu saja tidak wajar atau menunjukkan anomali.

"Angin yang bertiup dari selatan dan timur saat ini masih merupakan angin kemarau. Meski ada hujan di beberapa wilayah, namun itu tidak menunjukkan kontinuitas musim hujan," ujarnya.

Dry spells diketahui merupakan periode kondisi yang lebih kering dari biasanya dan mengakibatkan masalah terkait air. Musim kemarau ditandai dengan kurangnya curah hujan, seperti hujan, salju, atau hujan es, pada periode tertentu, sehingga mengakibatkan kekurangan air.

Curah hujannya rendah meskipun jumlah curah hujan di suatu lokasi tertentu bervariasi dari tahun ke tahun. Ketika sedikit atau tidak ada hujan yang turun, tanah mengering dan banyak tanaman mati.

Maka saat tingkat curah hujan kurang dari normal selama berminggu-minggu hingga bertahun-tahun, aliran sungai menurun, permukaan air di danau dan waduk turun, dan kedalaman air di sumur meningkat. Bila cuaca kering terus berlanjut dan timbul masalah pasokan air, maka periode kering menjadi kekeringan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement