REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perbatasan Kerem Shalom yang menghubungkan Israel dengan Jalur Gaza dibuka untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang terdampak konflik di kantong Palestina tersebut. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyambut baik pembukaan tersebut.
Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengungkapkan sejak Ahad (17/12/2023) bantuan telah masuk Gaza baik melalui perbatasan Rafah di Mesir dan Kerem Shalom.
“Meskipun ini merupakan perkembangan positif, kondisi untuk melakukan operasi kemanusiaan pada skala yang memenuhi kebutuhan masyarakat masih belum ada, karena pertempuran terus berlanjut,” kata Dujarric kepada wartawan pada Selasa.
Israel memutuskan membuka perbatasan Kerem Shalom pada Jumat pekan lalu untuk pengiriman langsung bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Palestina di Gaza.
Dujarric mengatakan konvoi ketiga truk pembawa bantuan kemanusiaan berhasil sampai Gaza utara sejak pertempuran kembali terjadi, setelah jeda kemanusiaan berakhir pada 1 Desember.
Dia menegaskan PBB akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Terkait rumah sakit, dia mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa Rumah Sakit Al-Shifa hanya berfungsi minimum.
“Ketika permusuhan terus berlanjut dan kebutuhan kesehatan meningkat, sangat penting bagi Al-Shifa dan rumah sakit lain di Jalur Gaza untuk segera dipulihkan," kata Dujarric.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina pada Senin mengungkapkan 4.301 truk bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah-Mesir, dari 21 Oktober hingga 16 Desember 2023.
Bulan Sabit Merah menerangkan truk-truk tersebut memuat air, makanan, dan bantuan serta pasokan medis lainnya.
Dari ribuan truk itu hanya 310 truk yang mencapai bagian utara Jalur Gaza termasuk Kota Gaza, selama jeda kemanusiaan selama sepekan yang berakhir 1 Desember.
Namun, jumlah itu masih sangat belum memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang terus meningkat di tengah serangan Israel yang terus terjadi di Gaza.
Pada 29 November 2023, Program Pangan Dunia memperingatkan kemungkinan terjadinya kelaparan di Jalur Gaza, dan menegaskan pasokan yang ada tidak cukup mengatasi kelaparan di Gaza.
Israel melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu berakhir.
Sedikitnya 19.453 warga Palestina tewas dan lebih dari 52.286 orang lainnya terluka dalam serangan udara dan darat Israel sejak 7 Oktober, sedangkan Israel kehilangan 1.200 nyawa.