REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menggabungkan Bank Muamalat dengan BTN Syariah. Rencana itu bahkan sudah didiskusikannya dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Menteri Agama.
"Kita sudah diskusi dengan BPKH dan Menteri Agama, mungkinkah sinergi antara Bank Muamalat dan BTN Syariah. (Tujunnya) untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar," ujarnya kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Menurutnya, penggabungan kedua bank tersebut memungkinkan menjadi bank syariah terbesar nomor 16 di dunia. Bahkan, ia menilai, tidak menutup kemungkinan masuk ke dalam 10 besar. "Sektor keuangan syariah menarik untuk saat ini," kata dia.
Maka, sambung Erick, rencana sinergi antara Muamalat dan BTN Syariah sedang dalam proses. Ia menambahkan, jika semua pembicaraan lancar, maka diharapkan pada Maret tahun depan sinergi itu bisa terwujud. Seperti diketahui, sebelumnya Kementerian BUMN telah menggabungkan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu menjelaskan, Unit Usaha Syariah (UUS) perseroan setelah aksi spin off akan menjadi Bank Umum Syariah (BUS) dengan aset terbesar kedua di Indonesia. Ia menjelaskan, saat ini BTN sedang dalam tahap pengajuan letter of interest (LOI) kepada dua bank syariah di Tanah Air untuk diakuisisi.
Hanya saja dirinya belum bisa menyebutkan nama bank dimaksud. Nixon pun masih enggan mengungkapkan nilai asetnya.