REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyambut baik terbentuknya Asosiasi Rumah Tahfizh Indonesia (ARTI). Asosiasi para penghafal Alquran ini menggelar Musyawarah Nasional (Munas) perdananya di Aula Tahfidz Tower PPTQ SahabatQu Yogyakarta pada 17-18 Desember 2023.
Saat menghadiri Munas 1 ARTI, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Waryono Abdul Ghofur mengatakan berdirinya ARTI sangat tepat untuk memperkuat pendidikan Alquran di Indonesia.
“Saya menyambut dengan gembira terbentuknya ARTI. Kekuatan Islam itu berjamaah, maka ARTI adalah pusat berkumpul di satu tempat untuk berjalan bersama memajukan pendidikan Alquran,” ujar Waryono dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/12/2023).
Dia pun memastikan Kemenag akan mendukung penuh aktivitas ARTI. Dalam hal ini terkait dalam memfasilitasi pembuatan regulasi yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
“ARTI membuat blueprint, peta jalan pendidikan Indonesia untuk menuju Indonesia Emas 2045, maestronya seperti apa. Negara tidak bisa memfasilitasi semua kebutuhan pendidika bangsa. Kalau di Pendidikan Quran menyiapkan regulasi yang bersifat administratif untuk memastikan lembaga pendidikan yang akuntable dan transparan. Betul tercatat oleh negara dan tidak ada intervensi asal sesuai dengan syariat agama dan Pancasila,” ucap Waryono.
Sementara itu, Pimpinan Umum Daarul Quran KH Yusuf Mansur menjelaskan ARTI dibentuk untuk menaungi rumah-rumah tahfizh di seluruh Indonesia.
“ARTI adalah payung dan rumah besarnya rumah-rumah tahfizh di seluruh Indonesia dan mancanegara. Masih jadi satu-satunya dan resmi negara. Izin Allah, Alhamdulillah. Dan nanti bekerjasama dengan negara, di urusan tahfizh, dakwah, syiar, dan pendidikan Quran di Tanah Air,” kata dai yang akrab dipanggil Ustadz Yusuf Mansur ini.
ARTI didirikan untuk mengoptimalisasi gerakan dan arah program rumah tahfizh di seluruh Indonesia, serta untuk meningkatkan kualitas program Pendidikan Alquran di Rumah Tahfizh. Selain itu, berdirinya ARTI juga dilatarbelakangi pentingnya wadah tata kelola rumah tahfizh yang mandiri di Indonesia, serta SK Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI No 91 Tahun 2020 yang di dalamnya mengatur Rumah Tahfizh Qur’an (RTQ) sebagai salah satu programnya.
Di bawah naungan Rumah Tahfizh Center (RTC), Daarul Qur’an sendiri saat ini telah berdiri sebanyak 1.688 rumah tahfizh dengan 91.103 santri di seluruh Indonesia. Ketua Panitia Munas 1 ARTI Ustadz Muhammad Bisry mengatakan antusias masyarakat sangat besar dengan hadirnya ARTI.
“Alhamdulillah atas izin Allah sampai per Sabtu (16/12/2023) malam, ada 149 peserta perwakilan Rumah Tahfizh dari 137 lembaga perwakilan meliputi 1.029 lokasi program Rumah Tahfizh dan Lembaga Pendidikan Quran di 14 provinsi yang telah mendaftar untuk ikut serta dalam Munas 1 ARTI ini. Jumlah ini tentu masih akan terus bertambah,” jelas dia.
Munas 1 ARTI ini juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti Pakar Qiraat Indonesia KH Ahsin Sakho Muhammad dan Komisioner BNSP RI KH Muh. Nur Hayid. Selain itu, hadir juga berbagai tokoh lainnya memberikan sejumlah materi demi tercapainya tujuan ARTI untuk melahirkan generasi unggul menuju Indonesia Emas.