Kamis 21 Dec 2023 13:45 WIB

Rektor UMJ: Zulhas Rajin Puasa Daud, tak Mungkin Mencela Agama

Rektor UMJ sebut Zulkifli Hasan rajin puasa Daud, tidak mungkin mencela agama sendiri

Rep: Joko Sadewo/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Rektor UMJ sebut Zulkifli Hasan rajin puasa Daud, tidak mungkin mencela agama sendiri
Foto: Istimewa
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Rektor UMJ sebut Zulkifli Hasan rajin puasa Daud, tidak mungkin mencela agama sendiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potongan video Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) soal gerakan tahiyat dalam shalat menjadi viral dan mendapatkan sorotan. Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Ma'mun Murod, menilai sorotan itu berlebihan.

Prof. Ma’mun lalu menyinggung bangsa ini tidak belajar dari dua pilpres sebelumya. Menurut dia, urusan politik ialah urusan muamalah duniawiyah dan tidak perlu digiring-giring pada persoalan yang berbau ibadah, apalagi dalam pengertian yang mahdoh serta dikaitkan dengan apa itu Islam.

Baca Juga

“Karena tidak mau belajar dua pilpres sebelumnya, sehingga kita masih seperti ini. Masa pernyataan seperti itu dianggap melecehkan Islam, dianggap melecehkan salat, dan lain sebagainya. Menurut saya sikap itu berlebihan, apalagi yang  dari (pribadi pengurus) MUI, itu sangat berlebihan,” ujar Prof. Ma’mun, Kamis (21/12/2023).

Lebih lanjut Prof. Ma’mun menegaskan bahwa dia juga pengurus MUI. Menurut dia, jika mau melihat secara utuh, pernyataan Zulhas hanyalah guyonan politik semata. Yang menjadi persoalan, Zulhas merupakan Ketua Umum dari partai pengusung pasangan Prabowo-Gibran. Jika saja Zulhas bukan dari pendukung Prabowo-Gibran, mungkin persoalan ini tidak akan ramai.

“Ini kan karena Bang Zul mendukung Prabowo-Gibran. Saya yang dua kali pilpres mendukung Prabowo dan dipastikan pemilu besok, 2024, saya tidak akan mendukung Prabowo, saya tetap menganggap pernyataan Zul itu pernyataan kelakar saja,” ujar Prof Ma’mun.

“Jadi menurut saya, MUI mau umat Islam manapun, ndak usah berlebihan sampai demo sampai apa, berlebihan. Itu tidak belajar dari dua pilpres sebelumnya. Sangat kekanak-kanakan dan tidak proporsional lah,” imbuhnya.

Ia pun menilai hal tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi para politisi lainnya untuk menjaga guyonannya. Sebab saat ini suasana sedang menuju Pemilu 2024. Pada sisi lain, masyarakat juga diminta untuk lebih dewasa dan tidak mencampuradukkan persoalan seperti itu hubungannya dengan agama.

“Saya kira pemilih kita harus lebih dewasa, jangan dicampuradukkan persoalan seperti ini, seolah masuk wilayah agama, Kemudian dianggap menodai keislaman, akidah, dan lain sebagainya, itu sangat berlebihan,” ujar Prof. Ma’mun.

“Apalagi yang (melontarkan) guyonan pribadi seperti Zulkifli Hasan, masih muslim, yang setahu saya juga puasa daud itu dilakukan. Masa kemudian berniat melecehkan Islam, saya kira tidak gitu kan,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement