Jumat 22 Dec 2023 20:27 WIB

Intensitas Hujan Sepanjang 2023 Menurun Gara-Gara El Nino

Puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada Januari-Februari 2024.

Red: Ani Nursalikah
Petani megayak padi di lahan persawahan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (6/11/2023). Berdasarkan keterangan petani, saat ini harga gabah kering di tingkat petani naik hingga Rp750 ribu per kuintal. Nilai harga tersebut mengalami perubahan dari harga sebelumnya yang hanya Rp500 ribu. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh pasokan panen padi yang berkurang karena faktor musim kemarau.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petani megayak padi di lahan persawahan di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (6/11/2023). Berdasarkan keterangan petani, saat ini harga gabah kering di tingkat petani naik hingga Rp750 ribu per kuintal. Nilai harga tersebut mengalami perubahan dari harga sebelumnya yang hanya Rp500 ribu. Kenaikan tersebut diakibatkan oleh pasokan panen padi yang berkurang karena faktor musim kemarau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menyampaikan intensitas hujan sepanjang 2023 menurun akibat fenomena El Nino, pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya di Samudra Pasifik.

"Saat ini, Indonesia dipengaruhi El Nino yang indeksnya moderat 2,19 (positif), dampaknya menyebabkan curah hujan di Indonesia berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Guswanto dalam konferensi pers yang diikuti via daring di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Baca Juga

Ia memberikan gambaran curah hujan di Stasiun Meteorologi Juanda-Surabaya biasanya berkisar 2.800-2.900 mm per tahun tetapi pada 2023 sejak Januari sampai awal Desember curah hujannya hanya sekitar 700 mm.

"Kita juga masih memprediksi El Nino akan bertahan hingga Februari-Maret 2024," katanya.