Sabtu 23 Dec 2023 19:13 WIB

Mereka yang Bersedekah tak akan Habis Hartanya, Begini Janji Allah SWT

Allah SWT melipatgandakan pahala orang bersedekah

Rep: Imas Damayanti / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Sedekah. Allah SWT melipatgandakan pahala orang bersedekah
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Ilustrasi Sedekah. Allah SWT melipatgandakan pahala orang bersedekah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Infak dan sedekah sangaf dianjurkan bagi umat Islam. Secara lahiriah, sedekah adalah aktivitas mengeluarkan harta untuk orang lain atau di jalan Allah SW, namun orang yang bersedekah justru tak pernah miskin. Mengapa?  

 

Baca Juga

Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat al-Baqarah ayat 245: 

 

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ  لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ   

 

"Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah?76) Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan." 

 

Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan, barang siapa mau meminjami atau menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan pinjaman yang baik berupa harta yang halal disertai niat yang ikhlas, maka Allah SWT akan melipatgandakan ganti atau balasan kepadanya dengan balasan yang banyak dan berlipat sehingga kamu akan senantiasa terpacu untuk berinfak.  

 

Allah SWT dengan segala kebijaksanaan-Nya akan menahan atau menyempitkan dan melapangkan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan pada hari kebangkitan untuk mendapatkan balasan yang setimpal dan sesuai dengan apa yang diniatkan.

 

Diriwiyatkan Ibnu Hibban, Ibnu Abi Hatim, dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu Umar ketika turun ayat 261 Surat Al Baqarah yang menerangkan bahwa orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT nafkahnya itu adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai; pada tiap-tiap tangkai berisi seratus biji, maka Rasulullah SAW memohon, "Ya Tuhanku, tambahlah balasan itu bagi umatku (lebih dari 700 kali).". 

 

Setelah dikisahkan tentang umat yang binasa disebabkan karena ketakutan dan kelemahan kayakinan, maka dalam ayat ini Allah SWT menganjurkan agar umat rela berkorban menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT dan nafkah itu dinamakan pinjaman.

Allah SWT, menamakannya pinjaman padahal Allah SWTT sendiri Mahakaya, karena Allah mengetahui bahwa dorongan untuk mengeluarkan harta bagi kemaslahatan umat itu sangat lemah pada sebagian besar manusia; hanya segolongan kecil saja yang rela berbuat demikian.  

Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka

 

Hal ini dapat dirasakan di mana seorang hartawan kadang-kadang mudah saja mengeluarkan kelebihan hartanya untuk menolong kawan-kawannya, mungkin dengan niat untuk menjaga diri dari kejahatan atau untuk memelihara kedudukan yang tinggi, terutama jika yang ditolong itu kerabatnya sendiri.  

 

Tetapi jika pengeluaran harta itu untuk mempertahankan agama dan memelihara keluhurannya serta meninggikan kalimah Allah SW yang di dalamnya tidak terdapat hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya sendiri secara langsung di dunia, maka tidak mudah baginya untuk melepaskan harta yang dicintainya itu, kecuali jika secara terang-terangan atau melalui saluran resmi.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement