REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Dalam pesan Natal, Paus Fransiskus mengatakan anak-anak yang sekarat dalam perang termasuk di Gaza adalah "Yesus kecil hari ini." Ia menambahkan serangan Israel menuai "panen kematian mengerikan" warga sipil tak berdosa.
Dalam khotbah di Hari Natal "Urbi et Orbi" Paus juga menyebut serangan mendadak Hamas ke Israel sebagai "kekejian." Ia kembali meminta dibebaskan 100 sandera lebih yang masih ditawan di Gaza.
Dari balkon Basilika Santo Petrus kepada ribuan jemaat di bawahnya, Paus kembali mengecam industri senjata. Ia mengatakan pada akhirnya industri itu mengendalikan "perang seperti boneka tali."
Paus Fransiskus yang berusia 87 tahun merayakan Natal ke-11 dalam masa kepausannya. Ia menyerukan diakhirinya konflik, baik politik, sosial maupun militer, di berbagai tempat seperti Ukraina, Suriah, Yaman, Lebanon, Armenia, dan Azerbaijan, serta membela hak-hak para migran di seluruh dunia.
"Betapa banyak orang tak berdosa yang dibantai di dunia ini! Di dalam rahim ibu mereka, dalam pengembaraan yang dilakukan dalam keputusasaan dan mencari harapan, dalam kehidupan semua anak kecil yang masa kecilnya dihancurkan oleh perang. Mereka adalah Yesus kecil masa kini," katanya, Senin (25/12/2023), dikutip dari laman Reuters.
Ia memberikan perhatian khusus pada Kota Suci, termasuk Gaza, di mana, menurut pejabat kesehatan Palestina, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 78 orang di salah satu daerah kantong yang terkepung itu pada malam-malam paling mematikan dalam pertempuran Israel dengan Hamas selama 11 pekan.
"Semoga (perdamaian) datang di Israel dan Palestina, di mana perang menghancurkan kehidupan orang-orang di sana. Saya merangkul mereka semua, terutama komunitas Kristen di Gaza dan seluruh Tanah Suci," kata Paus.
Berbicara dari balkon yang sama di mana ia pertama kali muncul di hadapan dunia pada malam pemilihannya pada 13 Maret 2013, ia mengatakan "hatinya berduka bagi para korban serangan keji 7 Oktober" dan sekali lagi menyerukan pembebasan para sandera.