REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pakar Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Bratanata Perdana, mengungkapkan lima program ekonomi yang ditawarkan oleh capres-cawapresnya. Dalam upaya mencapai kemajuan dan perbaikan itu, sangat penting bagi individu maupun masyarakat untuk mengambil tindakan.
"Kita harus membangunkan yang tidur, memberi energi pada yang lesu, dan mengingatkan yang lalai. Perubahan adalah suatu keharusan jika kita ingin maju. Dan, program yang ditawarkan oleh AMIN bertumpu pada program ekonomi yang nyata," kata Brata dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/12/2023).
Brata menyatakan hal itu dalam menanggapi debat cawapres yang dihelat 22 Desember lalu. Dia mengatakan, Cak Imin tak hanya mampu menyampaikan dengan bahasa yang sederhana, tetapi program-program tersebut juga berlandaskan solusi terhadap masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
"Jika diimplementasikan dengan efektif, kami yakin bahwa ekonomi Indonesia akan menuju keadilan dan kemakmuran untuk semua," tegas Brata.
Brata menerangkan, setidaknya ada lima program ekonomi yang ditawarkan oleh AMIN. Pertama, yakni mengembangkan investasi padat karya. Hal tersebut dilakukan dengan memberikan perhatian pada investasi padat karya; bukan hanya investasi padat modal, merupakan bentuk prioritas yang penting.
Menurut Brata, investasi padat karya memiliki potensi untuk dapat mengangkat masyarakat lebih cepat. Pasalnya, mampu menyerap tenaga kerja yang memiliki ketrampilan, meskipun tidak sepopuler investasi padat modal berbasis teknologi tinggi. "Investasi padat karya masih relevan dan dibutuhkan dalam masyarakat kita," ujar dia.
Salah satu contoh perhatian yang diberikan pada investasi padat karya adalah program peningkatan UMKM melalui literasi digital dan dukungan pemasaran. "Dengan aksesibilitas kredit melalui Kredit Usaha Milik Anak Muda (KAMU), UMKM dapat menjadi kuat, siap untuk berkembang, dan menjadi salah satu penggerak utama ekonomi negara," kata Brata.
Program kedua, pendekatan sistematis menuju kemajuan. Konsep pendekatan itu, kata Brata, berfokus pada sistem daripada masalah sporadis, dan sangat menggembirakan. Cak Imin dalam paparan debat cawapres lalu dia sebut tidak hanya mengejar investasi sektoral atau proyek spesifik, tetapi juga berfokus pada perbaikan sistem yang komprehensif.
"Ini termasuk penekanan pada kepastian hukum, meningkatkan kredibilitas pemerintah, meningkatkan kapasitas teknologi, dan menyederhanakan izin usaha," jelas dia.
Brata pun meyakini, jika dilakukan dengan benar, investasi akan secara alami memiliki nilai agregat yang lebih besar daripada hanya fokus pada satu atau dua industri atau proyek. "Berinvestasi dalam industri padat karya di Indonesia adalah langkah rasional, mengingat ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dan terampil," ucap Brata.
Pogram berikutnya, yakni mengurangi ketimpangan melalui peningkatan kemakmuran. Menurut Brata, Cak Imin akan mengatasi ketimpangan ekonomi di Indonesia, di mana kekayaan 100 orang terkaya melebihi kekayaan 100 juta warga lainnya. Angka itu dia sebut dangat jelas tidak adil. Untuk mengurangi ketimpangan ini, kata Brata, perlu diciptakan melalui investasi padat karya.
"Dan kita harus terus mendukung pengusaha Indonesia agar mereka dapat maju dan bersaing secara global," terang dia.
Program keempat, yakni meningkatkan kesejahteraan rakyat. Menurut Brata, setelah melaksanakan semua program di atas, AMIN berharap kesejahteraan rakyat akan meningkat, dan jumlah warga miskin dapat dikurangi. Namun harus diakui, kata dia, mengangkat seluruh penduduk dari kemiskinan dalam waktu singkat adalah tantangan besar.
"Oleh karena itu, bantuan sosial (bansos) tetap relevan. Program Bansos Plus yang ditawarkan oleh AMIN menarik karena tidak hanya menjamin keberlanjutan bantuan sosial, tetapi juga berupaya meningkatkan efektivitas program tersebut," jelasnya.
Program kelima, yakni menuju kesejahteraan yang adil dan makmur. Program peningkatan aktivitas ekonomi dan bantuan sosial yang diadvokasi oleh AMIN bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sejalan dengan visi AMIN, yakni adil dan makmur untuk semua. "Hal ini sejalan dengan aspirasi Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945," kata dia.
Pada titik itulah, Brata menyakini program-program tersebut adalah upaya tulus oleh AMIN untuk mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Program Rakyat Anti Miskin” (PAK AMIN) menjadi platform yang menyatukan semua program ini. "Dengan dukungan dan mandat dari rakyat, AMIN berkomitmen untuk menghasilkan kebijakan terbaik bagi Indonesia," ujar dia.