Ahad 31 Dec 2023 18:27 WIB

Rais Syuriyah PWNU DKI Ingatkan Warga Nahdliyin Jaga Netralitas

Warga nahdliyin diimbau menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024.

Rep: Mabruroh/ Red: Erdy Nasrul
(ilustrasi) logo nahdlatul ulama
Foto: tangkapan layar wikipedia.org
(ilustrasi) logo nahdlatul ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) baru-baru ini memberhentikan Ketua PWNU Jawa Timur, Kiai Marzuki Mustamar. Pemberhentian dilakukan diduga karena keberpihakannya kepada salah satu pasangan calon (paslon) Pemilu 2024.

Karenannya, dalam sambutan Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta, KH Muhyiddin Ishaq mengingatkan, agar para pengurus dan warga NU tetap menjaga netealitasnya. Hal ini kata dia, penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan proses pemilu agar berjalan damai dan aman. 

Baca Juga

Menurut kiai Muhyiddin, warga nahdliyin ini mirip-mirip dengan TNI-Polri dan ASN, untuk tidak memberikan dukungan kelembagaan kepada pasangan calon manapun. Jika secara pribadi, kata dia, tentu saja dibolehkan.

“Tahun ini tahun politik, kadang-kadang suka diplesetkan. Jadi saya hanya mengingatkan bahwa teman-teman pengurus cabang, itu tidak boleh membawa atas nama pengurus (NU), kalau pribadi silahkan. Karena secara kelembagaan, secara keorganisasian aturan perkumpulan di NU tidak boleh terlibat secara langsung pada hal-hal yang berbau politik praktis,“ tutur Kiai Muhyiddin.

Imbauannya ini sebagai peringatan tegas bahwa siapapun yang melanggar, maka akan mendapatkan konsekuensi, termasuk pencopotan dari jabatannya. Karenannya ia tidak ingin, apa yang menimpa salah satu ketua PWNU, terulang kembali.

“Jadi saya tegaskan, kita juga sudah tahu, di beberapa daerah ada teman-teman kita, yang tidak sekedar surat peringatan tapi di non aktifkan gara-gara berpihak pada salah satu paslon (dengan membawa nama NU). Oleh karena itu, atas nama rais syuriyah mengingatkan untuk kita semua, pengurus cabang NWC ranting, lebih-lebih wilayah (untuk tidak membawa nama lembaga),” kata kiai Muhyiddin dalam acara Muhasabah akhir tahun di masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (30/12/2023). 

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta Selatan itu juga meminta warga NU untuk turut serta membantu TNI Polri dalam pengamanan Pemilu 2024. Agar pesta Pemilu yang diselenggarakan pada Februari 2024 mendatang bisa berjalan tertib, aman, dan lancar.

“Oleh karena itu, keterlibatan secara langsung kader-kader NU untuk mengamankan berlangsungnya Pemilu yang jujur, adil, tertib, dan aman ini sangat diharapkan. Hendaknya kita punya perhatian secara khusus untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan negara ini lewat Pileg dan Pilpres supaya tidak ada kecurangan, ketimpangan, agar ini berlangsung tertib dan damai, dan menghasilkan pemimpin yang bertanggung jawab untuk memajukan negara kita, untuk bisa mengamankan semua aset-adet negara supaya bisa terlindungi. Kalau ini bisa terlaksana dengan baik, insyallah bukan sekedar isapan jempol, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement