REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, mengatakan peluang Pilpres 2024 berlangsung satu putaran atau dua putaran masih 50-50. Pilpres menurut Ujang bisa saja berakhir satu putaran bila pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang elektabilitasnya paling tinggi mampu mengunci kemenangan di atas 51 persen.
"Dalam politik, semua serba mungkin. Peluangnya masih 50-50," kata Ujang, kepada Republika, Selasa (2/1/2024).
Ujang menyebut ada tiga faktor yang membuat Prabowo-Gibran dapat memenangkan Pilpres 2024 satu putaran. Pertama adalah peran Presiden Joko Widodo yang selain ayah kandung Gibran juga merupakan Presiden RI yang sedang berkuasa.
"Peran jokowi sebagai ayahnya Gibran dan sebagai presiden harus maksimal mendorong dukungan untuk Prabowo-Gibran. Kalau begitu kemungkinan besar bisa naik elektabilitasnya. Karena didukung oleh kekuasaan," ucap Ujang.
Faktor kedua menurut Ujang adalah memastikan penampilan Prabowo dan juga Gibran cemerlang di sisa 3 edisi debat capres-cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ujang menyebutkan data hasil survei terbaru Litbang Kompas, terdapat undecided voters atau pemilih mengambang yang belum menentukan pilihan sebanyak 28,7 persen. Bila undecided voters ini dapat dimenangkan Prabowo-Gibran, Ujang yakin pasangan Koalisi Indonesia Maju ini akan menang satu putaran. Dan forum debat dinilai Ujang akan dapat mempengaruhi pilihan para pemilih mengambang.
Ketiga lanjut Ujang adalah pergerakan masif mesin parpol, relawan dan tim kampanye di bawah.
"Pergerakan Prabowo-Gibran, partai koalisi dan relawan harus bergerak masif di bawah. Agar kampanye maksimal total habis-habisan. Kalau ketiga hal ini tak maksimal dua putaran adalah mungkin," kata Ujang menambahkan.
Sedangkan untuk pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dan juga Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ujang menyarankan supaya memanfaatkan waktu kampanye yang tersisa untuk merebut pemilih mengambang. Pasangan Amin disarankan Ujang harus tegas dengan narasi perubahan yang mereka gerakkan selama masa kampanye. Karena sampai sekarang Ujang belum melihat ketegasan narasi perubahan yang ingin dibawa Amin.
"Ganjar-Mahfud juga sama. Harus jelas identitas koalisinya. Karena pasangan ini perubahan bukan keberlanjutan juga bukan. Mereka harus perlihatkan pembeda bagi pasangan ini," kata Ujang lagi.