Kamis 04 Jan 2024 22:46 WIB

Kembangkan Pasar Nontradisional, Ini Sejumlah Negara yang Dibidik Mendag

Asia Tengah dan Amerika Latin bakal menjadi fokus utama.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan
Foto: Istimewa
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan mengembangkan beberapa pasar nontradisional pada tahun ini. Pengembangan itu meliputi Asia Selatan, Amerika Latin, Afrika, dan Uni Eropa.

 Disebutkan, Asia Tengah dan Amerika Latin bakal menjadi fokus utama. "Kami juga akan menyelesaikan perjanjian-perjanjian dagang, seperti dengan Mesir, Arab Saudi, dan India," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

 Negara lainnya, kata dia, meliputi Pakistan, Bangladesh, Kazakhstan, Kirgistan, Armenia, Belarusia, Meksiko, Peru, Nigeria, dan Afrika Selatan. Ia juga berencana memaksimalkan perjanjian dagang dengan Uni Emirat Arab guna memperluas pasar ekspor di Benua Afrika.

 Mendag pun menargetkan penyelesaian delapan perjanjian dagang sepanjang 2024. Di antaranya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

 Diharapkan, perundingan tersebut dapat selesai pada tahun ini karena sudah berjalan lebih delapan tahun. Tujuh perjanjian dagang lain yang ditargetkan rampung pada 2024 dengan Bangladesh, Rusia, Belarusia, Kazakhstan, Armenia Peru, Tunisia, dan Kanada. 

Zulhas menambahkan, perundingan Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement akan selesai dalam waktu dekat. Disebutkan, ada beberapa negara yang menjadi tujuan misi dagang pemerintah meliputi Nigeria, Afrika Selatan, Rusia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan, India, Bangladesh, Meksiko, serta Chili.

Zulhas mengungkapkan, pada 20-23 Januari tahun lalu, dirinya memimpin misi dagang ke Arab Saudi. Kemudian menghasilkan kontrak langsung yang melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), nilai kontraknya sekitar 155,7 juta dolar AS.

Ia menjelaskan, misi dagang merupakan komitmen Kemendag untuk melakukan promosi pada pasar-pasar tujuan ekspor nontradisional. "Walau pun kita dekat dengan Arab Saudi, haji banyak, umroh banyak, (tapi selama ini) makan itu lauknya dari Thailand, dari kita nggak ada, karena kita belum ada perjanjian," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement