Kamis 04 Jan 2024 23:24 WIB

China Tegaskan Dukungan pada Keamanan Nasional Iran Usai Ledakan Bom

China menentang terorisme dalam bentuk apa pun dan mengutuk keras serangan itu.

Seorang pria sedang dihibur oleh pria lain saat dia duduk di samping jenazah orang yang dicintainya dalam kantong jenazah yang tewas dalam ledakan di kota Kerman, sekitar 510 mil (820 km) tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024. Dua bom meledak pada hari Rabu saat peringatan seorang jenderal terkemuka Iran yang dibunuh oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020, kata para pejabat Iran.
Foto: Sare Tajalli, ISNA via AP
Seorang pria sedang dihibur oleh pria lain saat dia duduk di samping jenazah orang yang dicintainya dalam kantong jenazah yang tewas dalam ledakan di kota Kerman, sekitar 510 mil (820 km) tenggara ibu kota Teheran, Iran, Rabu, 3 Januari 2024. Dua bom meledak pada hari Rabu saat peringatan seorang jenderal terkemuka Iran yang dibunuh oleh AS dalam serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020, kata para pejabat Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin menegaskan pemerintah China mendukung Iran untuk menjaga keamanan nasionalnya menyusul insiden ledakan di Kota Kerman.

"Kami dengan tegas mendukung Iran dalam menjaga keamanan dan stabilitas nasionalnya," kata Wang Wenbin kepada media di Beijing, China, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

Dia menyatakan hal itu untuk menanggapi peristiwa dua ledakan di dekat makam Jenderal Qassem Soleimani di Kota Kerman, Iran tenggara, pada Rabu (3/1/2024) Ribuan orang berkumpul di sana untuk memperingati empat tahun kematian Soleimani.

Soleimani adalah mantan kepala Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Ia tewas dalam serangan pesawat nirawak AS di Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020.

"Kami sangat terkejut dengan serangan teroris yang menghancurkan di Kota Kerman, Iran tenggara, yang menelan banyak korban jiwa," kata Wang Wenbin.

Dia juga menyampaikan duka yang mendalam atas insiden itu dan simpati yang tulus kepada mereka yang terluka dan keluarga para korban. "China menentang terorisme dalam bentuk apa pun dan mengutuk keras serangan teroris," kata Wang Wenbin.

Pemerintah Iran mengatakan penyebab ledakan masih diselidiki oleh badan-badan keamanan. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Ledakan kemarin menjadi insiden paling mematikan dalam sejarah Iran sejak revolusi 1979.

Dua ledakan tersebut menewaskan 84 orang dan melukai 284 orang lainnya. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyangkal negaranya atau Israel berada di balik serangan mematikan tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement