Sabtu 06 Jan 2024 10:15 WIB

Jake Enhypen Minta Maaf karena Minum Starbucks di Siaran Langsung

Penggemar menegur Jake atas tindakannya minum Starbucks..

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Logo Starbucks.
Foto: EPA
Logo Starbucks.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Jake dari Enhypen mendapat sorotan dan kecaman setelah terlihat minum dari cangkir Starbucks dalam siaran langsung, Jumat (5/1/2024). Meskipun penggemar mencoba memperingatkannya, kekecewaan tetap muncul, terutama karena merek tersebut terlibat dalam kontroversi terkait boikot untuk mendukung Palestina.

Dalam upaya merespons keprihatinan penggemar, Jake dengan cepat mengganti cangkirnya dengan yang lain, tetapi hal ini tidak mampu menghindarkannya dari kritik. Menghadapi reaksi negatif, dia mengumumkan bahwa dia akan "berhenti minum" dan membuang minuman tersebut sebagai tanda permintaan maaf.

Baca Juga

Komunitas penggemar Engene pun tidak tinggal diam, mereka menegur Jake atas tindakan tersebut. Boikot terhadap Starbucks terutama dilakukan sebagai bentuk protes terhadap perlakuan perusahaan ke karyawan mereka yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Starbucks, sebelumnya dianggap sebagai perusahaan yang mendukung keberagaman, mendapat boikot utamanya di Amerika Serikat. Para konsumen merasa bahwa tindakan perusahaan ini mengecewakan, terutama dalam konteks kasus kemanusiaan yang berkaitan dengan konflik Palestina.

"Jake dan Enhypen tolong jangan membeli dan mengkonsumsi minuman dari Starbucks lagi, mereka mendanai genosida di Gaza. Mohon maaf dan mendidik diri sendiri," tulis penggemar Lovingsj di platform Weverse.

Jake, merespons kritik dari penggemar di platform Weverse, secara terbuka meminta maaf dan berterima kasih kepada Engene yang telah memberi tahu dirinya tentang kontroversi Starbucks. Dia menyatakan penyesalannya dan berkomitmen untuk tidak lagi melakukan hal itu lagi.

"Terima kasih sudah memberitahuku Engene. Aku melakukan kesalahan, aku sangat menyesal, tidak akan terjadi lagi,” kata Jake, dilansir Koreaboo, Sabtu (6/1/2024).

Respons positif terhadap permintaan maafnya menunjukkan kesediaannya untuk belajar dari kesalahan tersebut. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement