Ahad 07 Jan 2024 07:05 WIB

Hizbullah dan Israel Memanas, Saling Baku Tembak di Perbatasan Lebanon

Hizbullah lancarkan serangan balas kematian Wakil Ketua Hamas

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
Pagar perbatasan keamanan militer Israel terlihat rusak setelah serangan roket Hizbullah, di bukit yang diduduki desa Kfar Chouba, Lebanon tenggara, Ahad, (8/10/2023) lalu.
Foto: AP Photo/Hussein Malla
Pagar perbatasan keamanan militer Israel terlihat rusak setelah serangan roket Hizbullah, di bukit yang diduduki desa Kfar Chouba, Lebanon tenggara, Ahad, (8/10/2023) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengatakan mereka melepaskan tembakan roket ke Israel. Sementara Israel mengatakan mereka menembak "sel teroris" sebagai balasanya. 

Baku tembak ini terjadi saat pejabat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa berkunjung ke kawasan itu agar konflik di Gaza tidak menyebar ke seluruh Timur Tengah. 

Baca Juga

Tidak lama setelah sirine roket berbunyi di utara Israel. Militer Israel mengatakan "teridentifikasi diperkirakan 40 peluncuran dari Lebanon ke area Meron di utara Israel." Belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan. 

Hizbullah mengatakan mereka menembak pos pemantauan Israel dengan 62 roket. Sebagai "respons awal" pembunuhan wakil ketua Hamas Saleh al-Arouri pada Selasa (2/1/2024) lalu.

Ketegangan meningkat sejak Israel membunuh Arouri dengan drone di selatan pinggir kota Beirut. Wilayah yang dikuasai Hizbullah, sekutu Hamas di kawasan.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan Lebanon akan "terekspos" serangan Israel bila kelompoknya tidak merespon pembunuhan Arouri.  

Militer Israel mengatakan mereka menanggapi serangan roket Hizbullah dengan drone yang menghantam "sel teroris yang bertanggung jawab atas peluncuran ke area Metula."

Pejawat tempur dan pasukan Israel juga menyerang target Hizbullah di daerah Ayta ash Shab, Yaroun, dan Ramyeh di selatan Lebanon. Militer mengatakan serangan-serangan itu menghantam pos peluncuran, lokasi militer dan "infrastruktur teroris."

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell memulai upaya diplomatik terbaru untuk mencegah menyebarnya konflik di Gaza yang sudah berlangsung selama tiga bulan.

Israel dan Hizbullah kerap saling balas tembakan roket di lintas perbatasan Lebanon, kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel juga semakin memanas, dan kelompok Houthi yang berbasis di Yaman bertekad melanjutkan serangan ke jalur pelayaran Laut Merah sampai Israel menghentikan serangannya ke Gaza.

Israel membantai rakyat Palestina sejak Hamas menggelar serangan mendadak pada 7 Oktober lalu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sudah 22.722 orang Palestina tewas dalam serangan Israel.

Operasi militer Israel ke Gaza juga memaksa sebagian besar 2,3 juta populasi mengungsi dari rumah mereka. Pada Sabtu (6/1/2024) Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam 24 jam terakhir serangan Israel membunuh 122 orang Palestina dan melukai 256 lainnya.

Konflik belum mereda meski Blinken dan beberapa diplomat lainnya sudah berkunjung ke kawasan. Kantor berita Palestina, WAFA melaporkan 18 orang Palestina tewas dalam serangan Israel ke sebuah rumah di Kota Khan Younis, Gaza.

Sementara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel membunuh seorang remaja pria berusia 17 tahun di Desa Beit Rima, Tepi Barat. Mereka juga melukai empat orang lainnya. 

Warga Gaza yang trauma...

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement