Ahad 07 Jan 2024 15:18 WIB

Siapa Nama Firaun yang Tenggelam di Laut Saat Mengejar Nabi Musa AS?

Firaun pun terjebak dalam lautan dan tenggelam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Sphinx Firaun Ramses II
Foto: Penn Museum Archives via livescience
Sphinx Firaun Ramses II

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran telah mengabadikan kisah eksodus Nabi Musa AS ketika keluar dari Mesir dan melakukan penyeberangan legendarisnya bersama kaumnya dengan tujuan untuk menyelamatkan diri dari kejaran Firaun dan pasukannya.

Firaun pun terjebak dalam lautan dan tenggelam hingga menyisakan hanya jasad Firaun, yang kemudian menjadi cerita dan pelajaran bagi generasi manusia saat ini. Allah SWT berfirman:

Baca Juga

اٰۤلْـٰٔنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ فَالْيَوْمَ نُنَجِّيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُوْنَ لِمَنْ خَلْفَكَ اٰيَةً ۗوَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ اٰيٰتِنَا لَغٰفِلُوْنَ ࣖ

"Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami." (QS. Yunus ayat 91-92)

Dr Nadiah Thayyarah dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah" menjelaskan, naskah Alquran menekankan bahwa selamatnya jasad Firaun setelah tenggelam, yaitu ada di masa kekuasaan Firaun yang membudayakan tradisi pemakaman para raja di kawasan pemakaman khusus raja di dekat delta sungai Nil.

Semua hal tentang jasad para Firaun tidak banyak diketahui sampai akhirnya pada akhir abad 19, untuk pertama kalinya ditemukan makam-makam raja Mesir kuno. Saat itulah ditemukan jasad Firaun, lalu dipindahkan ke Museum Kairo untuk diteliti dan dipastikan statusnya.

"Telah ditegaskan dalam historiologi bahwa Firaun yang berkuasa saat eksodusnya bangsa Israel dari Mesir bernama Menfanah atau Menbanah, putra Ramses II, yang berlaku kejam kepada bangsa Israel," jelas Dr Nadiah.

Menfanah atau Menbanah (Putra Ramses II) itulah yang hidup pada masa keberadaan bangsa Israel di Mesir, kemudian ia tenggelam bersama pasukannya di laut. Jasadnya ditakdirkan oleh Allah untuk selamat dan terdampar di pantai.

"Berbagai investigasi yang dilakukan oleh komite ilmiah internasional terkait arkeologi Mesir, Eropa, dan Amerika pun mengumumkan hasilnya, bahwa semua mumi Mesir menunjukkan adanya bukti kerusakan akibat pengaruh keberadaan bakteri di tubuh mereka, tapi ajaibnya hal itu tidak ditemukan pada mumi Firaun," jabarnya.

Sesungguhnya Allah-lah yang mendengar bagaimana Firaun meminta pertolongan di akhir-akhir embusan napasnya. Allah pulalah yang menjawabnya dengan menyelamatkan jenazahnya setelah tenggelam agar menjadi pelajaran bagi generasi setelahnya.

Jasad itu tidak dimakan ikan, tidak rusak tersapu ombak, dan tidak terbenam di dasar laut bersama kereta kuda kerajaannya. Selain itu, tidak tampak tanda-tanda kerusakan di fisiknya.

"Bahkan tidak terjamah bakteri yang biasa merusak jenazah orang mati yang dimumikan. Siapakah yang mendengar seruan itu, menjawabnya, dan mengabadikan jenazahnya? Dialah Allah yang menurunkan ayat-aya dan menceritakan sendiri kisah itu dan menjaga jasa kenal itu," terang Dr Nadiah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement