REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden Anies Baswedan menyentil Kementerian Pertahanan yang dipimpin Menhan Prabowo. Dalam debat Pilres 2024, Ahad (7/1/2023), Anies tak menyangka Kemenhan menjadi kementerian yang dibobol oleh hacker pada 2023.
"Sebuah Ironi. Karena itu kita ingin mengembalikan dan Rp 700 triliun angggaran kemenhan tidak bisa mempertahankan itu," ujar Anies dalam penyampaian visi minyak.
Ia menyayangkan anggaran itu justru digunakan buat membeli alat-alat alutsista yang bekas. Padahal pada saat yang bersamaan, tentara Indonesia lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas. "Sementara menterinya menurut Pak Jokowi punya lebih dari 340 ha tanah di republik ini. Ini harus diubah," jelasnya yang menyindir capres 02, Prabowo.
Anies juga menyentil food estate singkong yang menguntungkan kroni dan merusak lingkungan, dan tidak menghasilkan. Menurut Anies, ini harus diubah. "Kami akan memulai dengan kepemimpinan yang menjunjung tinggi etika, kepemimpinan yang mengandalkan data informasi kapasitas yang serius," kata Anies.
Ia ingin republik ini berperan di level global. Anies ingin mengambalikan posisi Indonesia menjadi pelaku utama sebagai konstetasi global "Indonesia tidak hanya jadi penonton, tetapi jadi arah penentu perdamaian di level global internasional."
"Kami merencanakan bagaimana kekuatan Indonesia, kekuatan kebudayaan, kesenian, ekonomi ikut mewarnai kancah dunia. Kita ingin film kita, seniman kita, kuliner kita, diplomat kita, para diaspora kita menjadi fenomena dunia hadir mewarnai kancah internasional," kata Anies menambahkan.
Anies yakin dengan cara seperti itu maka apa yang dikerjakan di level dunia membuat Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus tamu mempesona di negeri orang.
"Dan Presiden menjadi panglima diplomasi Indonesia. bukan hanya hadir dalam forum-forum tapi hadir mewarnai tapi hadir serius memperjuangkan amanat termasuk amanat terpenting menghapuskan penjajahan di muka bumi, bukan sekadar statement dalam upacara, tapi presiden dan seluruh jajaran diplomasi bekerja keras untuk itu, khususnya untuk Palestina."