REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, Febrian Fachri, Febryan A, Nawir Arsyad Akbar
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menyoroti masalah etika yang dibahas dan menjadi bahan saling serang antara capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta pada Ahad (7/1/2024) malam. Menurut dia, ada perbedaan cara pandang dalam melihat konsep etika di antara kedua capres.
Adi menjelaskan, dari sisi capres 01, Anies melihat etika dari sudut polemik yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) hingga Majelis Kehormatan MK (MKMK), kaitannya dengan putusan perkara batas usia capres/cawapres yang akhirnya melanggengkan putra sulung Presiden RI Joko Widodo sekaligus keponakan Ketua MK saat itu Anwar Usman, yakni Gibran Rakabuming Raka yang bisa maju menjadi cawapres 02.
Selain itu, konsep etika yang dipandang oleh Anies dilihatnya dari persoalan tentang pengelolaan food estate serta tender pengadaan alat utama sistem senjata tentara nasional Indonesia atau alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI. Materi-materi itulah yang secara gamblang disampaikan dan dilayangkan oleh Anies kepada Prabowo di dalam debat ketiga Ahad lalu.
"Sementara bagi Prabowo semua itu clear dan tak melanggar aturan. Termasuk etika itu keselarasan antara kata dan perbuatan yang sebenarnya sindiran ke Anies yang kerap dinilai suka beretorika," ujar Adi saat dihubungi Republika, Senin (8/1/2024).
Adi melanjutkan, menurutnya, sikap Prabowo menunjukkan bahwa Anies tidak boleh melakukan 'serangan' personal terhadapnya. Kaitannya dengan posisinya sebagai pemimpin dan etika yang mesti dijunjung.
"Bahkan bagi Prabowo, Anies tak berhak menghakimi Prabowo soal etika," tutur Adi.