REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' mengatakan fenomena Tiktok memberi dampak yang besar pada pergerakan perpolitikan dalam Pilpres 2024. Dia memastikan AMIN bakal terus menggencarkan strategi pemenangan melalui media sosial kekinian tersebut sebagai salah satu cara meraih kemenangan.
"Kami melihat fenomena Tiktok ini bisa mepengaruhi preferensi politik, bisa mengkampanyekan gagasan, dan banyak undecided voters yang aktif sebagai pengguna Tiktok," kata Juru Bicara Timnas Pemenangan AMIN, Billy David Nerotumilena kepada Republika.co.id, Jumat (12/1/2024).
Dengan adanya pengaruh yang tidak kecil dari Tiktok terhadap preferensi politik, Timnas AMIN akan memaksimalkan penggunaan Tiktok. Billy meyakini pemaksimalan media sosial itu dapat membawa AMIN pada kemenangan, mengingat suara pemilih mayoritas adalah kalangan generasi Z dan atau generasi milenial.
"Kami ingin memaksimalkan penggunaan Tiktok sebagai salah satu media sosial untuk membawa kemenangan dalam AMIN. Riset berbagai lembaga riset sosial media banyak yg menempatkan AMIN sebagai paslon dengan percakapan terbanyak, misalkan pasca debat ketiga kemarin. Tentu ini juga karena peran konten di Tiktok," tutur dia.
Sejauh ini, Billy menuturkan, sejak AMIN, terutama Anies aktif menggunakan Tiktok dan bercengkerama dengan para netizen di media sosial tersebut, strategi mendekatkan diri pada masyarakat dinilai efektif. Sehingga ke depan, kegiatan live Tiktok akan terus dirutinkan untuk menggaet banyak simpati dan suara.
"Live Tiktok pasangan AMIN akan diperbanyak dan dirutinkan karena itu yang orisinal dan semua percakapan dapat mengalir ringan tapi insigthtful. Aktivitas ini secara elektoral belum terukur konkret tapi kami percaya ada efek kejut karena semuanya berkembang secara organik seperti fenomena abah owl ataupun aniesbubble," jelasnya.
Kendati demikian, saat disinggung dampaknya terhadap pemenangan yang taktis satu putaran, Billy tidak berpendapat sekuat itu efeknya. Dia menyebut, Pilpres 2024 diduga kuat berjalan dua putaran.
Semua hitungan dan angka dari semua lembaga survei, lanjut Billy, menunjukkan tidak ada paslon yang memiliki angka elektoral lebih dari 50 persen dan selisih presentasenya masih ketat. "Jadi kita tetap percaya meskipun aktif berkampanye di semua kanal sosial media, pilpres akan berjalan dua putaran," tuturnya.