REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SKK Migas mencatat sejak intensitas hujan yang tinggi pada awal tahun ini membuat potensi produksi migas hilang hingga 7.000 barel.
Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahyu Wibowo menjelaskan selain penurunan produksi migas secara natural, tantangan cuaca menjadi pengaruh produksi migas nasional. "Mencapai target produksi dan lifting ini memang tidak mudah. Selain kita harus giat melakukan pengeboran, tantangan cuaca menjadi persoalan. Awal tahun ini, gara-gara banjir di lapangan kita kehilangan potensial production hingga 7.000 barel," kata Wahyu di Kantor SKK Migas, Jumat (12/1/2024).
Wahyu menjelaskan akibat banjir ada 7 rig terhalang dan tidak bisa melakukan pengeboran. Beberapa di antaranya harus dievakuasi karena secara operasional memakai sumber listrik yang jika dipaksakan justru akan membahayakan pekerja.
Siasatnya, kata Wahyu, pada pertengahan tahun nanti optimalisasi pengeboran dan penambahan rig harus masif dilakukan untuk bisa mengejar target produksi.
"Ya mau enggak mau nanti di pertengahan tahun kita harus tambah rig dan genjot pengeboran," ungka Wahyu.
SKK Migas pada 2024 ini mentargetkan produksi minyak bisa mencapai 596 ribu barel. Sedangkan lifting gas bisa mencapai 5.544 MMSCFD.