Senin 15 Jan 2024 11:36 WIB

Korut Luncurkan Rudal Hipersonik Bahan Bakar Padat  

Korut mengungkapkan uji coba tersebut tidak mengancam keamanan negara-negara tetangga

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan uji terbang pesawat jarak menengah berbahan bakar padat baru di Korea Utara pada Minggu, 14 Januari 2024.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan uji terbang pesawat jarak menengah berbahan bakar padat baru di Korea Utara pada Minggu, 14 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Kantor berita Korea Utara (Korut) KCNA melaporkan Pyongyang meluncurkan rudal hipersonik jarak-menengah bahan bakar padat. Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengecam keras uji coba ini.

KCNA melaporkan peluncuran tersebut bertujuan untuk menguji mesin multi-tahap baru yang memiliki daya dorong tinggi berbahan bakar dan hulu ledak terpandu hipersonik. Kantor berita itu mengatakan uji coba tersebut tidak mengancam keamanan negara-negara tetangga.

Baca Juga

Dalam pernyataannya, Senin (15/1/2024) militer Korsel mengkritik peluncuran itu sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Korsel mengatakan provokasi langsung Korut itu akan ditanggapi dengan "respons yang luar biasa."

Peluncuran Ahad (14/1/2024) kemarin merupakan peluncuran rudal pertama Korut tahun ini yang dikecam utusan nuklir Korsel, AS dan Jepang. Dalam sambungan telepon tiga arah mereka mengatakan provokasi Korut merupakan akar instabilitas di kawasan.

KCNA melaporkan uji coba ini digelar di hari yang sama delegasi Korut yang dipimpin Menteri Luar Negeri Choe Son Hui bertolak ke Rusia. Peluncuran rudal dan kunjungan ke Rusia dilakukan saat ketegangan dua negara Korea semakin memanas setelah Pyongyang menggelar serangkaian rudal balistik antar-benua dan satelit mata-mata pertamanya.

Serta ketika Korut memperkuat hubungannya dengan Moskow, langkah diplomatik yang mengkhawatirkan Washington dan sekutu-sekutunya. Dalam komentar yang dirilis Senin ini, KCNA menuduh Seoul meningkatkan ketegangan di kawasan dengan latihan militer dan seruan penguatan persenjataan.

"Bahkan percikan kecil dapat menjadi katalis yang menimbulkan konflik fisik sangat besar antara dua negara yang bermusuhan," kata KCNA.    

Baru-baru ini Korut mengumumkan perubahan kebijakan selama berpuluh-puluh tahun dengan menetapkan Korsel sebagai negara musuh. Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan reunifikasi damai tidak lagi memungkinkan.

Pengamat mengatakan langkah ini mungkin dapat membenarkan penggunaan senjata nuklir terhadap Korsel dalam perang di masa depan.

Pada Ahad kemarin militer Korsel mengatakan Korut meluncurkan rudal dari daerah Pyongyang sekitar pukul 02.55 waktu setempat, terbang dengan sejauh 1.000 kilometer dari pinggir pantai negara itu. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan ketinggian maksimal rudal itu setidaknya 50 kilometer.

Rudal hipersonik biasanya diluncurkan dengan hulu ledak dengan terbang lima kali lebih cepat dari kecepatan suara atau sekitar 6.200 kilometer per jam, kerap terbang dengan ketinggian rendah.

Namun, pengamat mengatakan fitur utama senjata hipersonik bukan kecepatannya yang biasanya setara atau melebihi rudal balistik dengan hulu ledak tradisional. Tapi kemampuan bermanuvernya yang dapat membantu hulu ledak menghindari pertahanan rudal.

Sebelumnya Pyongyang mengatakan pada 11 dan 14 November lalu mereka menguji mesin bahan bakar padat untuk rudal balistik jarak-menengah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement