Kamis 18 Jan 2024 15:43 WIB

Reaktivasi Jalur Kereta Api Sumbar, Pakar: Bisa Urai Kemacetan

Reaktivasi jalur kereta api bisa memperlancar mobilitas masyarakat.

Kereta api melintas di samping pembangunan jalan kolektor perlintasan kereta api di Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Kereta api melintas di samping pembangunan jalan kolektor perlintasan kereta api di Lubuk Buaya, Padang, Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar transportasi publik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Yosritzal menyambut baik gagasan reaktivasi jalur kereta api di provinsi tersebut guna memperlancar mobilitas masyarakat termasuk mengurai kemacetan. "Reaktivasi kereta api di Sumbar merupakan keinginan masyarakat sejak lama. Sehingga, adanya gagasan ini tentu sangat positif," kata pakar transportasi publik dari Unand Yosritzal di Padang, Kamis (18/1/2024).

Dosen Departemen Teknik Sipil Unand tersebut mengatakan jika reaktivasi kereta api terealisasi, maka persoalan macet pada jalur Kota Padang-Bukittinggi yang selama ini terus terjadi akan teratasi. Artinya, selain efektif dan ekonomis penggunaan transportasi massal seperti kereta api juga dapat meminimalisir kerugian masyarakat akibat kemacetan serta lebih aman dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Baca Juga

Selain jalur Padang-Bukittinggi, ia juga menyarankan agar pemerintah kembali mengaktifkan jalur kereta api rute Kota Sawahlunto menuju Kota Padang Panjang. Jalur ini dianggap vital karena turut mendukung pengembangan sektor pariwisata.

Hanya saja, ia mengingatkan reaktivasi jalur kereta api harus betul-betul memperhatikan aspek keselamatan terutama sejumlah terowongan dan jembatan yang berada di Kota Padang Panjang karena sudah lama tidak digunakan.

"Perlu diingat, reaktivasi ini bukan berarti jalur yang ada langsung digunakan. Perlu kajian mengenai ketahanan kerangka baja dan sebagainya," katanya.

Kemudian, sebelum reaktivasi dilakukan pemerintah juga perlu memastikan lokomotif yang akan digunakan pada jalur Padang Panjang-Sawahlunto masih ada diproduksi. Sebab, jalur itu hanya bisa dilalui kereta api khusus atau yang menggunakan gerigi di tengah-tengah jalur.

Tidak hanya aspek keselamatan, Yosritzal mengatakan, integrasi transportasi pendukung juga mesti disiapkan pemerintah misalnya ketersediaan angkutan kota, terminal dan lain sebagainya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement