Selasa 23 Jan 2024 13:31 WIB

Analis Soroti Strategi Tesla Pangkas Harga Jual

Biaya pinjaman yang tinggi sebagai penyebab menurunnya permintaan kendaraan listrik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Stasiun charging Tesla di Woodstock, Ga.
Foto: AP Photo/Mike Stewart
Stasiun charging Tesla di Woodstock, Ga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Profitabilitas dan pengiriman akan menjadi perhatian utama investor ketika Tesla melaporkan kinerjanya pada pekan ini. Turunnya harga bahan baterai diperkirakan akan membuat Tesla menunjukkan sedikit peningkatan margin keuntungan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Namun jumlah tersebut akan turun tajam dibandingkan tahun lalu, dan tekanan meningkat setelah penurunan harga di Asia dan Eropa serta meningkatnya biaya akibat peningkatan produksi Cybertruck.

Baca Juga

CEO Elon Musk menginginkan kontrol yang lebih besar sehingga menimbulkan pertanyaan di kalangan pakar tata kelola dan investor ritel.

Sejumlah investor dan analis mencatat sejumlah poin-poin utama yang menjadi strategi Tesla, mulai dari harga hingga distribusi. Dalam laporan yang dilansir dari Reuters, Tesla memangkas harga kendaraan paling populernya, Model Y, di Eropa dan Cina bulan ini, meningkatkan perang harga yang dipicu lebih dari setahun yang lalu. Tesla telah memangkas harga Model Y, kendaraan paling populernya, sebanyak 26,5 persen pada tahun lalu di Amerika Serikat.

Elon menyalahkan biaya pinjaman yang tinggi sebagai penyebab menurunnya permintaan kendaraan listrik. Ketika suku bunga diperkirakan akan turun, ia akan berada di bawah tekanan untuk mengatakan ke mana arah harga dan permintaan.

Pemotongan harga terjadi beberapa hari setelah Tesla mengatakan akan menangguhkan sebagian besar produksi di pabriknya di Jerman mulai 29 Januari hingga 11 Februari karena kekurangan komponen lantaran adanya penyesuaian rute pengiriman karena serangan terhadap kapal di Laut Merah.

"Apa yang secara spesifik menghentikan produksi masih menjadi pertanyaan terbuka. Penghentian produksi selama hampir dua minggu di Eropa terjadi ketika Tesla menghadapi persaingan yang semakin ketat dari pembuat mobil lama Volkswagen dan BMW serta pembuat kendaraan listrik Cina BYD, Xpeng dan Nio," lanjut laporan tersebut.

Wall Street juga memperkirakan Tesla akan menetapkan target pengiriman untuk tahun ini, yang diperkirakan para analis sebesar 2,19 juta, menurut Visible Alpha. Angka tersebut naik sekitar 21 persen dari 2023 dan jauh di bawah target jangka panjang sebesar 50 persen yang ditetapkan Musk sekitar tiga tahun lalu.

"Mereka memiliki pengiriman yang besar dan kami ingin melihat jumlah produksi tetap tinggi dan margin terus bertahan. Saya pikir jika kita melihat kelemahan dalam hal-hal tersebut, itu akan membuat orang berpikir, apa yang tersisa dari produk-produk tersebut? tahun ini akan terlihat seperti apa?" kata manajer portofolio senior di pemegang saham Globalt Investments, Thomas Martin.

Kepala Investasi di Spear Invest, Ivana Delevska, memperkirakan margin kotor otomotif naik menjadi 17,7 persen pada kuartal keempat dari 17,3 persen pada kuartal sebelumnya dan turun dari 25,1 persen tahun lalu. Peningkatan jangka pendek ini sebagian disebabkan oleh penurunan harga Lithium, Cobalt, dan Nikel yang digunakan dalam baterai EV

"Harga komoditas yang lebih rendah memang membantu, tapi mereka (Tesla) kini juga meneruskannya ke pelanggan dengan memotong harga. Jika Anda berada di pasar yang kompetitif, Anda hanya perlu meneruskannya ke pelanggan," ucap Ivan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement