REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia (RI) bakal mengadakan training of trainer (TOT) bagi 1.020 pengajar Alquran bahasa isyarat pada tahun 2024.
Ketua Baznas RI Noor Ahmad mengatakan jumlah penyandang tunarungu di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai tiga juta orang. Baznas merasa terpanggil untuk membantu saudara-saudara tunarungu tersebut agar dapat memahami, minimal bisa membaca Alquran dengan bahasa isyarat.
"Nah, bagaimana kita bisa mencari para pengajar yang mengajari itu, sehingga kita lakukan pelatihan bagi 1.020 orang," kata Noor Ahmad usai membuka pelatihan di Wisma Sargede Yogyakarta, Rabu (24/1/2024).
Dia berharap 1.020 orang yang mendapat TOT tersebut nantinya bisa mendidik lebih banyak lagi.
"Kami targetkan hingga 10 tahun nanti bisa mengajari satu juta penyandang tunarungu. Syukur-syukur sudah bisa selesai semua yang tiga juta orang tersebut," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, diharapkan pelatihan bagi pengajar Alquran bahasa isyarat tidak hanya menyasar 1.000 sampai 2.500 orang, tetapi bisa lebih banyak lagi. Pihaknya akan berupaya mempercepat pendidikan bagi para tunarungu untuk membaca Alquran dengan bahasa isyarat.
"Kita lakukan hal ini semata-mata untuk membantu saudara-saudara kita yang tunarungu, agar bisa memahami Alquran, paling tidak bisa membaca Alquran dengan bahasa isyarat," katanya.
Dia mengatakan, Alquran dengan bahasa isyarat sudah ada, bahkan diyakini tidak akan kekurangan, karena setelah pihaknya menyosialisasikan program tersebut kepada publik, banyak pihak yang akan wakaf.
"Wakaf Alquran braille banyak, mereka tidak menduga kalau ada yang dengan bahasa isyarat, sehingga kemarin mereka berjanji akan lebih banyak mewakafkan Alquran dengan bahasa isyarat," katanya.
Dia juga mengatakan, untuk tahun ini dengan target bisa mendidik 1.020 pengajar tersebut, kalau masing-masing kegiatan pelatihan untuk sebanyak 30 sampai 50 orang, maka paling tidak akan ada 34 kali pelatihan, yang mudah-mudahan bisa selesai pada tahun 2024.
"Syukur bisa di tengah tahun ini, kemudian di tengah tahun sisanya kita lanjutkan untuk 1.020 orang lagi. Sehingga pada 2024 bisa lebih dari 2.000 pengajar, dan kemudian tentu saja mereka bisa mendidik yang lain. Harapannya begitu," katanya.