REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menganalisis peran platform digital terhadap kinerja UMKM melalui studi berjudul "Peran Platform Digital terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia". Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto menyampaikan, pengambilan data menggunakan survei daring pada 254 pelaku UMKM yang tersebar di wilayah Jawa, yaitu Jabodetabek dan non-Jabodetabek serta beberapa wilayah di luar Jawa pada Desember 2023.
"Beberapa temuan utama dari studi Indef, antara lain, platform digital telah dan terus menjadi strategi utama bagi para pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis," ujar Eko dalam diskusi publik Indef bertajuk "Transformasi UMKM Menggenggam Peluang Digital di 2024" di Jakarta, Kamis (25/1/2024).
Eko mengatakan, para pelaku UMKM kini sudah semakin sadar dengan pentingnya digitalisasi bisnis di tengah pertumbuhan ekonomi digital. Eko menyebut, sebanyak 33,86 persen UMKM yang awalnya hanya berjualan secara luring, kemudian memutuskan untuk memperluas bisnisnya secara daring.
"Sebanyak 61,02 persen UMKM memanfaatkan kanal luring dan daring secara bersamaan sebagai media promosi sejak awal membangun usaha," ucap Eko.
Eko melanjutkan, sebanyak 5,12 persen UMKM memanfaatkan platform digital sebagai satu-satunya sarana dalam berjualan. Eko memaparkan, aplikasi media sosial (56,30 persen) dan aplikasi e-commerce (47,64 persen) adalah dua platform daring yang paling banyak digunakan oleh UMKM untuk berjualan.
"Shopee dengan 50 persen, ucap Eko, menjadi platform digital yang paling banyak digunakan oleh responden UMKM untuk berjualan daring dalam satu tahun terakhir," sambung Eko.
Selain Shopee, lanjut Eko, ada aplikasi media sosial lain seperti Facebook Marketplace (33,86 persen) dan Instagram Shop (28,74 persen) yang menempati posisi kedua dan ketiga secara berurutan. Saat responden hanya dapat memilih satu platform utama untuk berjualan secara daring, ucap Eko, Shopee (36,22 persen) menjadi aplikasi yang paling sering digunakan oleh pelaku UMKM.
"Facebook Marketplace (18,50 persen) menempati posisi kedua dan aplikasi Online Food Delivery (16,93 persen) seperti GrabFood, GoFood, dan ShopeeFood di posisi ketiga," kata Eko.