Jumat 26 Jan 2024 18:37 WIB

Soal Wacana Impor Beras 5 Juta Ton 2025, Wapres Sebut Belum Tentu Dilaksanakan

angkah impor beras merupakan antisipasi bila panen belum membaik

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Maruf Amin, ketika meninjau RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang, Jumat (26/1/2024)
Foto: Dok Biro Set Wapres
Wakil Presiden Maruf Amin, ketika meninjau RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang, Jumat (26/1/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin, mengatakan wacana pemerintah melakukan impor beras sebanyak 5 juta ton di tahun 2025 belum tentu dilaksanakan. Menurut Ma'ruf, langkah impor beras merupakan salah satu bentuk antisipasi bila panen dalam negeri belum membaik pasca bencana El Nino.

"Itu sifatnya antisipasi, belum tentu dilaksanakan. Tapi dilihat kalau memang dalam rangka mencukupi, memang itu panen kurang bagus, memang ada kekurangan, dalam rangka mencukupi penyediaan, kalau terpaksa itu dilakukan," kata Ma'ruf di Semarang, Jumat (26/1/2024).

Sebelum memutuskan akan impor beras lagi, menurut Ma'ruf, pemerintah akan lebih dulu mengecek kondisi hasil panen padi di dalam negeri. Bila panen sudah membaik dan stok mencukupi, kebijakan impor tidak jadi dilakukan.Tapi seandainya stok mengalami kekurangan, impor beras akan dilakukan.

"Karena situasi sekarang, karena ada El Nino itu jadi terganggu, seberapa terganggunya, jadi 5 juta ton itu antisipasinya," ucap Ma'ruf. 

Sebelumnya Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan Indonesia berpeluang impor beras lagi sebanyak 5 juta ton. "Tahun ini, Indonesia memutuskan untuk mengimpor 3,5 juta ton beras dan berpeluang mencapai 5 juta tahun 2025. Untuk itu perlu segera dilakukan upaya khusus percepatan peningkatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat," ucapnya beberapa waktu lalu.

Amran menyebut ini adalah realitas Indonesia saat ini yang dulunya dikenal swasembada beras sekarang justru importir dan penyebabnya kata dia adalah bencana El Nino yang mengakibatkan petani dalam negeri banyak yang gagal panen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement