REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ‘AMIN’ menanggapi ihwal beredarnya ‘salam empat jari’ di media sosial yang dinarasikan sebagai bersatunya pendukung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 'AMIN' dengan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Pesan dalam narasi itu adalah agar tidak memilih paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Juru Bicara (Jubir) Timnas Pemenangan AMIN, Muhammad Ramli Rahim, mengatakan bahwa salam empat jari bisa saja merupakan gerakan perlawanan rakyat terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap berkeinginan memenangkan paslon tertentu. Diketahui, gerakan empat jari memang muncul usai Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Presiden boleh berkampanye dan berpihak.
“Gerakan salam empat jari saya kira muncul sebagai respons atas kegelisahan dan langkah-langkah pendek ‘sang raja’,” kata Ramli dalam keterangannya, Ahad (28/1/2024).
Ramli menggambarkan sang raja tidak lain adalah Presiden Jokowi. Dia menyebut, ibarat permainan catur, ketika raja mulai banyak bergerak, itu adalah tanda skakmat kian dekat, sebagaimana bidak raja adalah simbol kuasa.
“Diamnya raja adalah unjuk wibawa. Gerakannya nyaris tetap. Posisi raja, mantap diantara satu perdana menteri (queen), dua gajah (bishop), dua kuda (knight), dua benteng (rook), dan delapan prajurit (pion) di barisan depan. Saat sang raja mulai memilih banyak gerak, kesana kemari memprovokasi menteri, gajah, pion, hingga benteng pertahanan sibuk bolak-balik, itu pertanda permainan diambang skakmat,” ujarnya.
Ramli lantas menekankan bahwa tekanan besar dan terbuka yang dilakukan oleh raja atau penguasa pada akhirnya akan memunculkan gerakan balik. “Gerakan salam empat jari ini adalah arus balik,” kata dia.
Terpisah, Anies Baswedan saat berkampanye akbar di Bandung memberikan tanggapan mengenai salah empat jari yang ramai di media sosial. Anies menekankan untuk menunggu hasil pencoblosan pada 14 Februari 2024 nanti.
“Menurut saya tunggu 14 Februari, kita jangan dahului kemauan rakyat, kita belum tahu kemauan rakyat yang sesungguhnya,” ujar Anies.