Selasa 30 Jan 2024 22:31 WIB

Di Balik Serangan Abrahah ke Ka'bah, Apa Motifnya? 

Abrahah melakukan penyerangan ke Ka'bah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)
Foto: Dawnofislam film
Suasa kehidupan suku Quraisy di Makkah, masa lalu. (liustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tahun kelahiran Rasulullah SAW, pasukan gajah yang dipimpin Abrahah menyerang Kabah. Meski serangan tersebut gagal, sebetulnya apa motif di balik penyerangan itu? 

Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, Abrahah bermaksud mengalihkan masyarakat Arab berkiblat dari Makkah menuju Yaman. Sebab dia sadar bahwa kedudukan Kabah di kalangan masyarakat Arab sangat istimewa.

Baca Juga

Salah satu dampaknya adalah giat dan berkembangnya perdagangan di sana, khususnya pada musim haji. Inilah yang kemudian diincar oleh Abrahah, sebab itulah dia membangun di Shan’a, ibu kota Yaman, suatu bangunan guna menandingi Kabah guna menarik masyarakat Arab ke sana.

Bangunan yang dibangun untuk menandingi Kabah itu dalam bahasa Arab disebut Al-Qullais, kata ini berasal dari bahasa Yunani Ekklesia yang bermakna gereja. Abrahah bermaksud menjadikan Yaman sebagai pusat agama Kristen, sekaligus jembatan guna menguasai jazirah Arab secara keseluruhan.

Prof Quraish menjelaskan bahwa gereja tersebut dibangun dengan sangat besar dan megah pada masanya. Batu-batu marmer dan granit peninggalan istana ratu Balqis yang berlokasi tidak jauh dari sana dijadikan bahan bangunannya. Pekerja-pekerja Yaman dipaksa hingga disiksa untuk mengerjakan pembangunannya.

Kemudian, upaya untuk mengajak masyarakat Arab berkunjung ke sana pun dilakukan dengan berbagai cara. Namun demikian upaya tersebut sia-sia sebab masyarakat Arab sangat menghormati Ka’bah dan sangat kuat mempertahankan tradisi leluhur mereka. Pada akhirnya di saat Abrahah melakukan penyerangan bersama tentara bergajahnya di tahun kelahiran Nabi, Allah menggagalkan aksi tercelanya itu.

Kisah burung ababil

Salah satu faktor kegagalan Abrahah menyerang Kabah adalah hadirnya burung ababil. Kisah burung ababil ini diabadikan dalam Alquran Surat Al Fiil ayat 3-5:

Allah SWT berfirman,

وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ 

Yang artinya, "Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar, sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."

Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai riwayat kisah burung ababil yang menjadi pasukan Allah SWT dalam melawan pasukan gajah. Burung ababil muncul dari laut dengan cepat laksana burung walet, paruh dan kedua cakar mereka berwarna hitam.

Kemudian Allah mengutus mereka  untuk menghancurkan tentara gajah Abrahah. Setiap ekor burung membawa tiga buah batu, satu batu terletak pada paruhnya, dan dua lainnya dalam cengkeraman kakinya.

Burung-burung tersebut datang bersaf-saf. Mereka mengeluarkan suara dan menjatuhkan batu-batu yang ada di paruh dan kaki mereka. Setiap orang yang tertimpa batu itu akan binasa. Sehingga burung ini bukanlah burung biasa. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement