REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) mengadakan aksi tanam sekitar 1.200 bibit pohon di kawasan situs cagar budaya Keraton Ratu Boko, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).
"Aksi penanaman bibit pohon ini sebagai upaya untuk turut menjaga kelestarian dan keasrian lingkungan di situs yang berdiri di abad ke-8 Masehi tersebut," kata Direktur Operasi dan Layanan PT TWC Mardijono Nugroho di Sleman.
Menurut dia, aksi bertajuk "TWC–InJourney Green Legatree Nenandur Witing Lestari" ini merupakan rangkaian dari peringatan HUT Ke-2 PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
"Aksi kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya mencegah perubahan iklim ekstrim akibat pemanasan global yang berdampak pada kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia," katanya.
Selain penanaman pohon, aksi ini juga dimeriahkan dengan lokakarya bertajuk "Legatree Summit" di mana peserta diajarkan secara bertahap pembuatan produk "ecoprint" dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar.
Ia mengatakan, program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) ini menanam pohon sawo kecik dan kembang asoka merah yang disebar ke beberapa titik lokasi yang ada di kawasan Keraton Ratu Boko, antara lain di area alun-alun Ratu Boko, bagian utara dan selatan talud Gapura Atas, serta bagian utara dan selatan pintu masuk Keraton Ratu Boko.
"Program ini merupakan kolaborasi antara PT TWC melalui divisi Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Pemerintah Desa Bokoharjo Prambanan, Sleman serta komunitas insan muda PT TWC, Kinnara-Kinnari," katanya.
Mardijono mengatakan, PT TWC berkomitmen untuk menerapkan langkah komprehensif untuk mendukung kelestarian lingkungan di destinasi Taman Wisata Candi Keraton Ratu Boko.
Hal ini dilakukan untuk turut melestarikan dan mengembangkan lahan hijau untuk mengurangi dampak pencemaran udara, menjaga suhu lingkungan tetap terjaga serta sebagai daerah resapan air di kawasan Sleman, Yogyakarta.
"Kegiatan ini memberi dampak positif tidak hanya bagi lingkungan, namun juga bagi masyarakat yang berada di sekitar," katanya.
Ia mengatakan, kawasan Keraton Ratu Boko yang berada di Pegunungan Sewu perlu dijaga kelestarianya.
"Keseimbangan ekosistemnya, tidak hanya berdampak pada kelestarian vegetasi flora maupun faunanya, namun juga turut menjaga kualitas destinasi sesuai dengan nilai-nilai pariwisata berkelanjutan," katanya.
Ketua Unit Candi Ratu Boko dan Ijo Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Septi Indrawati mengatakan bahwa penanaman pohon di kawasan Keraton Ratu Boko ini akan merepresentasikan kehidupan keraton di masa lalu. Terlebih, pohon yang ditanam kali ini ialah pohon Sawo Kecik.
"Sawo Kecik menurut filosofi Jawa diidentikkan dengan 'sarwo becik' (serba baik). Pohon ini sering kita temui di area keraton, termasuk Keraton Yogyakarta. Sawo kecik merepresentasikan sebagai pohon kraton, kratonnya Prabu Panangkaran di abad 8. Di atas bukit yang terkenal gersang, tapi menjadi pilihan sebagai hunian," katanya.