REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) memberikan pelatihan dan praktik pemilahan sampah kepada pedagang makanan di kawasan destinasi Candi Prambanan guna mendukung pariwisata ramah lingkungan.
"Pelatihan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya ramah lingkungan melalui upaya daur ulang limbah di kawasan wisata," kata Corporate Secretary PT TWC AY Suhartanto di Sleman, Yogyakarta, Kamis (15/2/2024).
Menurut dia, program pelatihan ini juga implementasi dari Pilar Sosial dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 12 yaitu Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab.
"Pelaksanaan program ini merupakan bagian dari penerapan tanggung jawab sosial yang juga tertuang di salah satu inti dari ISO 26000 yaitu tanggung jawab terhadap lingkungan," katanya.
Ia mengatakan pelatihan pemilahan sampah ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam penerapan sustainable tourism yang lebih ramah lingkungan dengan meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan per harinya.
"Hal ini diharapkan turut membantu pemerintahan daerah dengan meminimalkan beban sampah yang dibuang ke TPU. Destinasi Candi Prambanan bisa menjadi contoh pengelolaan sampah yang bertanggung jawab," katanya.
Suhartanto mengatakan, menjaga kelestarian destinasi merupakan tanggung jawab semua pihak yang beraktivitas di sana, baik pengelola, pedagang dan wisatawan.
"Melalui adanya pelatihan ini, diharapkan tiap pedagang di Candi Prambanan memiliki kesadaran untuk memilah dan memilih sampah secara teratur. Sehingga tercipta kawasan destinasi yang nyaman dan asri untuk dikunjungi," katanya.
Program pelatihan yang dilaksanakan pada Selasa (13/2) ini diikuti 50 pedagang makanan di kawasan Candi Prambanan dengan menghadirkan narasumber Lurah Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi, Corporate Secretary Pasti Angkut Sholahuddin Nurazmy dan fasilitator pelatihan Anita Yuli Hastuti.
Kegiatan hari pertama diisi dengan "Focus Group Discussion" (FGD) mengenai pemilahan sampah. Pada hari berikutnya, dilaksanakan pelatihan pengolahan sampah dengan kurikulum yang terukur diantaranya pelatihan pemilahan sampah, praktik memilah sampah, dan pembuatan bak sampah khusus limbah kelapa.
Ia mengatakan pascakegiatan, pedagang juga akan tetap didampingi melalui monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk melihat konsistensi aktivitas pemilahan sampah. "Antusiasme para pedagang di Candi Prambanan dalam mengikuti kegiatan ini merupakan wujud komitmen bersama dalam menjaga keberlangsungan ekosistem pariwisata di Indonesia," katanya.
Salah satu peserta pelatihan, Dwi Prihanto mengatakan bahwa kegiatan ini penting dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran tentang proses pemilahan sampah yang berdampak pada pengurangan volume sampah yang terbuang.
Menurut dia, keterlibatan berbagai pihak bisa menghadirkan dampak yang signifikan dalam mengatasi permasalahan sampah di destinasi Taman Wisata Candi Prambanan.
"Mari bersama-sama kita saling jaga kebersihan di lingkungan wisata Candi Prambanan ini dengan menjaga dan memilah sampah yang dihasilkan. Tugas menyelesaikan permasalahan sampah itu merupakan tugas bersama-sama dan wajib kita tanggung bersama," katanya.