Kamis 01 Feb 2024 15:25 WIB

Dengarkan Curhat Warga, Putra Anies Baswedan Datangi Kampung Bayam

Mikail mengaku, mendapat gambaran masalah yang utuh dari diskusi dengan para warga.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Erik Purnama Putra
Putra capres Anies Rasyid Baswedan, Mikail Azizi mendengarkan cerita warga Kampung Bayam di Kampung Susun Bayam, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Putra capres Anies Rasyid Baswedan, Mikail Azizi mendengarkan cerita warga Kampung Bayam di Kampung Susun Bayam, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putra calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan, yaitu Mikail Azizi, mendatangi Kampung Susun Bayam (KSB) di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024). Kedatangan Mikail iuntuk mendengarkan cerita para warga Kampung Bayam yang tak kunjung diberikan hak untuk menempati KSB.

Mikail mengaku, mendapat gambaran masalah yang utuh dari diskusi dengan para warga Kampung Bayam. Dari cerita warga, dia menyerukan, harus dilakukan perubahan agar kondisi warga juga berubah.

"Dari cerita ini kami merasa bahwa sebenarnya perubahan itu mesti terjadi, bahwa hak rakyat harus dikembalikan," kata Mikail saat ditemui di KSB, Kamis siang WIB.

Setelah mendengar masalah yang dihadapi warga, Mikail akan berupaya menindaklanjutinya. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menyalurkan aspirasi warga kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui acara Ubah Bareng.

Selain itu, Mikail mengaku, akan menyampaikan masalah di KSB itu kepada ayahnya yang merupakan gubernur DKI periode 2017-2022. Bukan hanya masalah di KSB, sambung dia, melainkan persoalan lain yang selama ini dikumpulkannya selama melakukan ekspedisi keliling Jawa.

Menurut dia, saat ini, masih banyak keresahan yang dirasakan warga, terutama di Pulau Jawa. Dia menyebut, tidak sedikit warga yang banyak tidak mendapatkan haknya.

"Memang tujuan melakukan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari keadaan yang ada di daerah masing-masing. Kami juga mencari pengalaman baru, mengumpulkan aspirasi, dan keresahan yang ada," kata Mikail.

 

Saat ini, sekitar 40 kepala keluarga (KK) warga Kampung Bayam masih tetap bertahan untuk menempati KSB. Warga mengeklaim bangunan itu merupakan hak mereka usai kampung mereka tergusur untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

Selama menempati KSB, ratusan warga tak diberikan akses listrik dan air bersih. Warga harus mengambil air dari got untuk memenuhi kebutuhan MCK dan menggunakan genset untuk kebutuhan listrik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement