REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, mengatakan dominasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jawa Timur kini mulai diganggu oleh Partai Gerindra.
Burhan mengatakan survei terbaru yang dilakukan pada 14-19 Januari 2024, memperlihatkan hasil Partai Gerindra memiliki elektabilitas 22,2 persen di Jawa Timur. Unggul dari PDIP dengan tingkat elektabilitas 18,3 persen dan PKB 18 persen.
Burhan menyebut peningkatan elektabilitas Partai Gerindra di Jatim dipengaruhi oleh pasangan capres dan cawapres yang mereka usung, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Dibandingkan survei Desember 2023 lalu, saat ini Gerindra cenderung menguat di Jatim. PDIP mengalami penurunan dan PKB relatif stabil," kata Burhanuddin, Kamis (1/2/2024).
Burhanuddin menjelaskan penurunan elektabilitas PDIP di Jatim karena kantong suaranya tersedot oleh Partai Gerindra. Sedangkan PKB kata dia memiliki kantong suara berbeda sehingga penurunan PDIP dan kenaikan suara Gerindra tidak berpengaruh.
Basis suara PKB di Jawa Timur menurut Burhan adalah kalangan agamis. Sedangkan Gerindra dan PDIP adalah kalangan nasionalis.
Burhan menyebut selain Gerindra, partai pengusung pasangan Prabowo-Gibran lainnya juga mengalami kenaikan elektabilitas di Jatim pada Januari 2024 ini. Partai Golkar yang sebelumnya di Desember 2023 hanya 7,9 persen naik menjadi 9,5 persen. Lalu Partai Demokrat dari 3,3 persen naik menjadi 5,6 persen.
"Hanya PAN yang turun dari 6,4 persen menjadi 3,1 persen," ucap Burhan.
Survei terbaru Indikator Politik Indonesia di Jatim ini dilakukan dengan jumlah sampel 810 orang. Lalu menggunakan metode simple random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,5 persen.