Para pejabat mengatakan mereka telah menyatakan keprihatinan profesional mereka secara internal, namun ditolak karena pertimbangan politik dan ideologi. Departemen Luar Negeri AS, Komisi Uni Eropa, dan Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris telah dihubungi untuk memberikan komentar.
Pernyataan tersebut menunjukkan meskipun operasi militer Israel telah menyebabkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap nyawa dan harta benda di Gaza, tampaknya tidak ada strategi yang bisa diterapkan untuk secara efektif menghilangkan Hamas atau solusi politik untuk menjamin keamanan Israel dalam jangka panjang.
Laporan tersebut menyerukan pemerintah AS dan Eropa berhenti menyatakan kepada publik bahwa ada alasan strategis dan dapat dipertahankan di balik operasi Israel. Para pejabat Israel secara konsisten menolak kritik tersebut. Menanggapi pernyataan baru tersebut, Kedutaan Besar Israel di London mengatakan terikat oleh hukum internasional.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim hanya tekanan militer penuh terhadap Hamas yang akan menjamin pembebasan sandera lebih lanjut. Tentara Israel mengatakan mereka telah menghancurkan infrastruktur bawah tanah yang digunakan oleh kelompok tersebut, termasuk pusat komando, lokasi senjata dan fasilitas untuk menyandera.
“Di seluruh Khan Younis, kami telah melenyapkan lebih dari 2.000 'teroris' di atas dan di bawah tanah,” kata militer Israel, Sabtu (3/2/2024).
Israel telah berulang kali menolak klaim mereka sengaja menargetkan warga sipil, dan menuduh Hamas bersembunyi di dalam dan sekitar infrastruktur sipil. Sejak dimulainya perang, lebih dari 26.750 warga Palestina gugur dan sedikitnya 65 ribu orang terluka.