Selasa 06 Feb 2024 14:16 WIB

Chip Otak Neuralink Milik Elon Musk yang Diuji ke Manusia Picu Kekhawatiran Ilmuwan

Para ahli khawatirkan faktor keamanan serta efektivitas dari chip otak tersebut.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Logo Neuralink. Elon Musk, belum lama ini mengumumkan bahwa chip otak yang dikembangkan oleh Neuralink telah ditanamkan pada manusia untuk pertama kalinya.
Foto: Republika/Friska
Logo Neuralink. Elon Musk, belum lama ini mengumumkan bahwa chip otak yang dikembangkan oleh Neuralink telah ditanamkan pada manusia untuk pertama kalinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilik Neuralink, Elon Musk, belum lama ini mengumumkan bahwa chip otak yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut telah ditanamkan pada manusia untuk pertama kalinya. Meski prosedurnya berjalan lancar, sejumlah ahli mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai chip bernama Telepathy ini.

Kehadiran Telepathy dirancang untuk merevolusi perangkat brain-computer interfaces (BCIs). Secara umum, BCIs adalah sistem berbasis komputer yang mampu menganalisis dan menerjemahkan sinyal otak menjadi sebuah perintah untuk mengontrol aktivitas eksternal, seperti mengontrol lengan robot prostetik hingga kursi roda.  

Baca Juga

Saat ini, ada beberapa jenis BCIs yang sedang dikembangkan di dunia, termasuk Telepathy. Sebagian di antaranya telah diujikan pada manusia.

Melalui akun X pribadinya, Musk mengungkapkan bahwa chip Telepathy telah ditanamkan untuk pertama kalinya di manusia pada Senin (29/1/2024). Menurut Musk, penerima implan menunjukkan pemulihan yang baik.

"Hasil awal menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan," ungkap Musk.

Banyak ahli menaruh harapan terhadap percobaan Telepathy pada manusia ini. Namun di sisi lain, para ahli juga memiliki kekhawatiran terkait faktor keamanan serta efektivitas dari chip otak tersebut.

"Yang saya harapkan adalah mereka bisa menunjukkan bahwa perangkat ini aman, dan bahwa perangkat ini efektif dalam mengukur sinyal otak, dalam jangka pendek dan terutama dalam jangka panjang," jelas ahli neurosains dari University Medical Centre Utrecht sekaligus Presiden BCI Society, Mariska Vasteensel, seperti dilansir Nature pada Senin (5/2/2024).

Salah satu pemicu timbulnya kekhawatiran adalah....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement