Selasa 06 Feb 2024 21:43 WIB

Tafsir Al-Azhar: Makna Memakan Makanan yang Baik dalam Surah Al Baqarah Ayat 172

Memakan makanan yang baik akan mempengaruhi kualitas diri.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi menyantap makanan.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Ilustrasi menyantap makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT memerintahkan kepada makhluknya agar memakan makanan yang halal. Perintah tersebut terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 172:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Baca Juga

Yā ayyuhal-lażīna āmanū kulū min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurū lillāhi in kuntum iyyāhu ta‘budūn(a).

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya."

Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan tentang makna perintah memakan makanan yang baik. Hamka menekankan agar manusia menjalankan perintah tersebut. Pasalnya, mengonsumsi makanan yang baik akan berpengaruh terhadap jiwa sikap hidup seseorang. Makanan akan menentukan kehalusan atau kekerasan budi seseorang. Itu sebabnya turun ayat 172 tersebut.

Hamka mengungkapkan banyak pendapat mengenai tafsir memakan makanan yang baik dalam ayat tersebut. Menurut Said bin Jubair, memakan makanan yang baik dalam ayat tersebut ialah makanan yang halal. Sementara menurut riwayat Ibnu Jarir dari Adh Dhahhak yang dimaksud memakan makanan yang baik adalah rezeki yang halal.

Dan penafsiran Umar bin Abdul Aziz adalah usaha yang halal. Menurut Umar memakan makanan yang halal dalam ayat tersebut bukan semata-mata hanya sekadar makanan saja melainnya usaha mencari makanan tersebut.

Hamka menuturkan Allah sejatinya telah menyediakan makanan yang baik. Hanya saja manusia dituntut untuk mencari dan berusaha mendapatkan makanan yang halal tersebut. Binatang dan buah-buahan yang baik semua tersedia di alam ini. Karenanya manusia tak akan kekurangan makanan.

Dan makanan yang baik mengandung gizi dan vitamin yang dapat memberikan asupan bagus terhadap tubuh. Maka dari itu, Hamka mengatakan dalam ayat 172 tersebut ada perintah agar bersyukur kepada Allah SWT. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement