REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mencatat ekspor alat kesehatan Indonesia mencapai 209,4 juta dolar AS atau sekitar Rp3,3 triliun sepanjang tahun 2023.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa industri alat kesehatan telah mampu menyumbang devisa negara yang cukup signifikan melalui kinerja ekspor produknya, demikian siaran pers Kemenperin pada Rabu (7/2/2024).
Salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor alat kesehatan Indonesia adalah dengan mengikuti pameran atau pertemuan internasional. Indonesia pada bulan lalu telah ikut serta dalam Arab Health 2024 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab pada 29 Januari hingga 1 Februari.
Arab Health 2024 merupakan pameran sektor kesehatan terbesar kedua di dunia yang diikuti lebih dari 3.450 partisipan serta 110.000 tenaga kesehatan dari 180 negara.
Sebanyak 19 perusahaan Indonesia menampilkan berbagai produk unggulannya, termasuk yang berteknologi tinggi, di Pavilion Indonesia di Dubai. Produk-produk yang dipamerkan antara lain adalah ventilator, perangkat elektromedikal, alat suntik, hingga alat ukur tekanan darah.
Kementerian Perdagangan, Selasa (6/2), menyebutkan bahwa Indonesia membukukan transaksi sebesar 13,16 juta dolar AS (Rp206,3 miliar) dalam pameran alat kesehatan di Dubai itu.
“Tujuan keikutsertaan Indonesia pada pameran Arab Health 2024 ini di antaranya adalah promosi investasi, menjelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia di bidang pengembangan industri alat kesehatan, dan mempromosikan produk alat kesehatan dalam negeri pada pasar internasional,” ujar Taufiek.
Dia menyebut saat ini industri alat kesehatan dalam negeri, yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), telah memiliki lebih dari 200 anggota dengan berbagai produk yang beragam, mulai dari furnitur rumah sakit hingga peralatan kesehatan teknologi tinggi seperti X-ray.
Pada Arab Health 2024, Pavilion Indonesia juga mendapatkan kunjungan dari para pejabat otoritas kesehatan Dubai (DHA).
Penasihat Khusus DHA Younis Kazim dan Direktur Jenderal DHA Awadh Seghayer Al Ketbi berdiskusi mengenai kemampuan industri alat kesehatan asal Indonesia dan melihat langsung berbagai produk alat kesehatan yang ditampilkan di Pavilion Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, Kazim menyampaikan bahwa DHA mengapresiasi kemampuan teknologi alat kesehatan dari Indonesia.
“Akhirnya kami mengetahui bahwa Indonesia telah mampu memproduksi ventilator secara mandiri. Hal ini menunjukkan perkembangan pesat industri alat kesehatan di Indonesia dan bisa membuka peluang kerja sama di masa mendatang,” ucap Kazim.
Kemenperin menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mendorong industri alat kesehatan dalam negeri untuk melakukan ekspansi ke pasar internasional, termasuk UAE.
"Negara ini menjadi tujuan ekspor penting mengingat lokasinya yang strategis sebagai hub internasional untuk menembus pasar Afrika hingga Eropa," tulis keterangan Kemenperin.
Beberapa alat kesehatan lokal yang dapat didorong untuk ekspor adalah furnitur rumah sakit, yang telah memenuhi standar ISO dan telah memenuhi persyaratan keamanan mutu dan manfaat internasional.