REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON----Harga gabah di Kabupaten Cirebon melambung tinggi. Namun, kondisi itu tak bisa dinikmati oleh petani kecil. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menyebutkan, harga gabah kering panen (GKP) saat ini mencapai Rp 8.500 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG), di kisaran Rp 10 ribu per kilogram.
Harga saat ini jauh diatas harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk HPP GKP di tingkat petani, hanya Rp 5.000 per kilogram, HPP GKP di tingkat penggilingan Rp 5.100 per kilogram, HPP GKG di penggilingan Rp 6.200 per kilogram dan HPP GKG di gudang Perum Bulog Rp 6.300 per kilogram.
Namun, Tasrip mengakui, tingginya harga gabah saat ini tidak bisa dinikmati oleh semua petani. Karena, sebagian petani sudah tidak memiliki simpanan gabah, terutama petani gurem atau petani yang lahannya dibawah dua hektare maupun petani penggarap.
‘’Mereka gabahnya sudah dijual saat baru panen,’’ ujar Tasrip kepada Republika, Selasa (13/2/2024).
Tasrip menjelaskan, saat panen gadu (kemarau) 2023 lalu, sekitar 80 persen hasil panen langsung dijual oleh petani. Sedangkan 20 persennya, disimpan untuk kebutuhan musim tanam rendeng (penghujan) 2023/2024.
‘’Nah yang disimpan ini sekarang hanya tinggal lima persen, itu untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga mereka sendiri. Sedangkan sisanya, yang awalnya disimpan, sudah dijual untuk kebutuhan tanam rendeng sekarang,’’ kata Tasrip.
Tasrip mengatakan, kondisi itu memang berbeda untuk petani yang memiliki modal besar atau yang sawahnya diatas lima hektare. Mereka saat ini masih memiliki simpanan gabah. ‘’Mereka itulah yang kini menikmati tingginya harga gabah (GKG),’’ kata Tasrip.
Selain itu, kata Tasrip, petani yang juga kini menikmati tingginya harga gabah saat ini adalah petani yang menerapkan indeks pertanaman (IP) 300. Dia menyebutkan, ada sekitar 2 ribu hektare lahan di Kabupaten Cirebon yang menerapkan IP 300 dan saat ini sedang panen. ‘’Mereka juga menikmati harga gabah (GKP) yang tinggi,’’ tutur Tasrip.